Akhir-akhir
ini kasus bullying kembali muncul dan banyak dibicarakan banyak orang, berawal
dari kasus bullying di Universitas Gadjah Mada dan kasus bullying siswi SMP di
mall thamrin city Jakarta. Hal inilah yang membuat hati kecil saya ikut geram
dan pastinya tidak terima dengan kejadian ini. Sebelum kita membahasnya lebih
lanjut saya akan menjabarkan apa yang dimaksud dengan bullying, bullying
sendiri adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
untuk menyakiti atau melakukan kekerasan untuk mengontrol orang lain. Dalam
pengertian ini sudah sangat jelas jika bullying itu tidak baik.
Penyebab bullying pun ada berbagai
macam, namun saya tidak akan membahas hal-hal tersebut, saya akan membagi
pengalaman pribadi saya tentang bullying. Saya sendiri pernah mengalami
bullying dari beberapa teman saya, namun bully yang saya terima hanya sebatas
verbal, hanya sebatas ucapan-ucapan dari orang lain. Ketika saya di bully
perasaan yang saya rasakan adalah yang jelas saya merasa tertindas dan tidak
terima dengan perkataan mereka, keinginan untuk balas membully pun muncul namun
saya mengurung niat tersebut karena pada saat itu saya berfikir jika saya
membalas perilaku mereka maka kegiatan membully akan terus berlangsung, jadi
saya memilih untuk memutuskan rantai tersebut. Selama mereka mem bully saya,
yang hanya saya lakukan adalah berusaha untuk tidak peduli dengan perkataan
mereka, semakin mereka berbicara semakin pula saya tidak memperdulikan mereka.
Ketika mereka mulai melakukan tindakan kekerasan saya mencoba membuat mindset
saya bahwa saya ini lebih kuat dari mereka, jadi sebelum mereka mulai melakukan
tindak kekerasan saya sudah menjaga diri saya sendiri dengan perilaku saya.
Lama kelaman hal ini terus saya lakukan untuk membentengi saya dari bullying
hingga akhirnya mereka para pelaku bullying merasa bosan untuk membully saya.
Pengalaman bullying lainnya pernah
saya lihat secara langsung, yaitu kepada teman SD saya, waktu itu usianya masih
sekitar lima sampai enam tahun sehingga ketika dia di bully dia belum punya
pemikiran seperti yang saya lakukan, jadi jalan keluar yang dipilih teman saya
itu adalah keluar dari sekolah tersebut. Menurut saya ketika seorang yang di
bully terus menerima apa yang dilakukan oleh pem bully tersebut atau bisa
dibilang proses bullying itu berhasil maka seorang pem bully ini akan merasa
dirinya makin hebat atau superior dan ini harus cepat dicegah sebelum sifat itu
muncul.
Hal yang paling utama untuk mencegah
bullying ini adalah menanamkan ajaran-ajaran moral kepada anak, hal inilah yang
akan menjadi sumber utama apakah anak tersebut akan menjadi anak yang normal
atau abnormal yaitu menajdi korban bullying atau pelaku bullying. Pengaruh dari
ajaran agama juga sangat besar, jika seorang anak belajar agama dengan benar
maka ia tidak akan menjadi salah satu dari anak abnormal tersebut. Namun jika
korban tidak memiliki kemampuan untuk mencegah bullying itu maka peran dari
lingkungan sekitar yang akan mengatur, mereka yang mengtahui proses bullying
ini tidak sepantasnya tutup mata, para orang dewasa cenderung melihat anaknya
baik atau tidak hanya dari apakah anak tersebut cerdas atau baik dalam
pelajaran atau kurang dalam pelajaran, namun mereka tidak sadar yang terjadi
dengan keadaan yang anak mereka alami.
Sedikitpun anak tersebut menerima
bullying maka akan berdampak cukup besar kepada anak tersebut di masa yang akan
datang, hanya ada dua pilihan yang akan diterima anak tersebut yaitu dia akan
menjadi semakin kuat dan tumbuh dewasa atau dia akan terus menjadi korban
bullying atau bahkan menjadi pelaku bullying selanjutnya. Siapapun kita, jangan
biarkan bullying terjadi, dan jangan biarkan kalian menutup mata dan telinga
kalian untuk menegakkan kebenaran. Kalian pelaku bullying berhentilah sebelum
bullying menimpa diri kalian sendiri, berhenti sebelum orang yang kalian
sayangi menjadi korban bullying.
Seperti kata pribahasa karena “Nila
Seitik Rusak Susu Sebelangga” Kesalahan sekecil apapun jangan dibiarkan terus
terjadi sebelum merusak segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar