Sumber: Ruang Sastra
pengarang.
Cerpen Seperti ular raksasa, tetapi dari besi ini ditulis oleh A.S Laksana² pada tahun 2016, cerpen ini secara jelas menggambarkan hubungan antar individu dengan individu yang bertemu karena sebuah kondisi yang sama. Hal ini memungkinkan adanya interaksi mendalam secara batin dan pemikiran tokoh karakter cerpen tersebut.
Uraian di atas membuat saya mengerucutkan pemikiran untuk memilih mengkaji nilai moral dengan pendekatan sosiologis karena banyaknya nilai moral yang dapat diambil oleh pembaca. Maka dari itu tujuan utama dari penelitian ini ialah (1) Mendeskripsikan aspek moral yang terdapat dalam cerpen Seperti ular raksasa, tetapi dari besi.
Cerpen Seperti ular raksasa, tetapi dari besi ini menceritakan tentang dua orang gadis yang menjadi pasien di sebuah rumah sakit. Gadis pertama telah koma selama tiga minggu, dan gadis kedua memiliki kerusakan fungsi paru-paru sehingga membuat dirinya harus duduk untuk mengeluarkan cairan yang memenuhi paru-parunya.
Gadis kedua ini memiliki tempat tidur tepat di samping jendela, ia banyak menceritakan berbagai hal indah di luar jendela kepada gadis yang tengah koma tersebut. Salah satu ceritanya tentang gadis kedua yang sangat suka dengan kereta, suatu hari gadis yang telah koma tersebut sadar. Ia sadar dengan perasaan yang gembira, karena selama masa komanya dia merasa bermimpi telah pergi ke tempat-tempat indah di dunia.
Beberapa kali ia sering mendengar suara seorang gadis dengan samar-samar menceritakan tentang hal-hal indah tersebut. Setelah gadis pertama berangsur membaik, ia kerap kali bertanya tentang gadis di samping jendela untuk mengucapkan terimakasih padanya. Akhir cerita diketahui bahwa gadis di samping jendela tersebut telah meninggal dunia.
Aspek moral dalam cerpen Seperti ular raksasa, tetapi dari besi
Aspek Individu
“Saya tidak menyangka bahwa saya sedang sakit dan dirawat di sini, Suster. Saya merasa berada di pantai, menikmati matahari sore dan warna jingganya yang menyenangkan, menikmati angin, debur ombak, dan hamparan pasir. Pada hari lainnya saya berada di gunung, berjalan tanpa alas kaki, merasakan rumput yang basah oleh embun pagi. Rasanya dingin sekali dari telapak kaki sampai ke tulang-tulang. Tetapi itu hawa dingin yang menyenangkan. Saya menyukai pemandangan di sana, penuh tanaman perdu dan bunga-bunga.”
Kutipan cerpen tersebut menceritakan tentang gadis yang bermimpi indah selama ia mengalami koma, salah satunya cerita mimpinya tentang seorang nenek yang hidup sulit dan memiliki firasat bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, sebelum ia meninggal ia memilih untuk menikmati matahari sore dengan santai dan bahagia.
“Jika bisa hidup selamanya, aku ingin menggunakan seluruh waktuku untuk menikmati semua keindahan di luar sana.”
Begitu kalimat yang diucapkan oleh gadis koma setelah bermimpi dan mendengar berbagai cerita indah yang ia dengar, dalam kutipan singkat ini kita bisa menyimpulkan nilai moral tentang rasa syukur. Manusia yang harus bersyukur dengan segala kondisi yang ia alami, maupun itu sulit ataupun tidak. Nenek memberikan nilai moral rasa syukur ini secara besar, walaupun ia mengetahui hidupnya tidak lama lagi dan sepanjang hidupnya ia hidup miskin tapi ia memilih bersyukur dan meninggal dengan perasaan yang bahagia dengan melihat matahari sore tersebut, akan menjadi berbeda jika nenek tersebut memilih meratapi hidupnya dan kematian yang telah ia ketahui akan datang sebentar lagi, hingga akhirnya kita akan lebih memilih bersyukur dan meninggal dengan bahagia seberapa susahpun hidup yang tengah kita jalani.
Tokoh nenek dalam mimpi juga dapat dikatakan sebagai gambaran dari gadis di samping jendela.
“Ia sudah meninggal, Sayang,” katanya, “satu hari sebelum kau membuka mata.”
Dari arah utara, sayup-sayup terdengar bunyi peluit kereta api.
“Aku tahu ia menyukai suara kereta api. Ia pernah menceritakan hal itu dan ia bilang belum pernah melihatnya sama sekali.”
“Ya,” kata si perawat, “dan sebenarnya ia belum pernah melihat apa pun seumur hidup. Ia buta sejak lahir.”
Dari percakapan suster dengan gadis koma kita dapat menyimpulkan bahwa gadis di samping jendela tersebut memilih bersyukur dan hidup bahagia sama seperti tokoh nenek dalam mimpi. Ia memilih untuk menceritakan banyak hal indah walaupun kenyataannya ia tidak pernah melihat hal tersebut, ia memilih untuk menikmati segala pemandangan tersebut walaupun ia tidak melihatnya.
Bahkan harapan gadis di samping jendela tersebut membuat gadis yang telah koma berminggu-minggu ikut mendapatkan harapan baru, ia memberika energi positif padanya dan membuat dirinya lebih bersyukur akan setiap hal, bahkan hanya hal kecil yang kian lupa kita syukuri seperti dapat bernafas dengan bebas.
Walau apa yang diceritakan gadis di samping jendela tersebut merupaka kepalsuan, ia memilih untuk menjadi kuat untuk dirinya sendiri dan memberikan harapan bagi orang lain. Bahkan dalam kondisi tersulitnya sekalipun ia berusaha untuk bermanfaat bagi orang lain. Ia berhasil menjadi dirinya dia sendiri dan membuat kepura-puraan tersebut menjadi cinta yang sempurna.
Aspek Sosial
Interaksi sosial kedua tokoh tersebut merupakan hubungan orang dengan perorangan, gadis di samping jendela berhasil memberikan pengaruh, mengubah, dan memperbaiki apa yang di alami oleh gadis koma.
“Ada yang hendak kusampaikan kepadamu, entah kau bisa mendengar suaraku atau tidak,” katanya. “Kita beruntung dirawat di tempat ini. Segala hal di sini terawat baik, sehingga kita bisa merasa tenteram di tangan mereka. Yang lebih penting lagi, dari jendela kamar ini kita bisa menikmati matahari sore yang menakjubkan. Ia berwarna jingga, dan aku menyukai kehangatan yang dipancarkannya. Dan, kau tahu, setiap kali cahaya hangat matahari menyentuh kulitku, aku seperti mendengar semua sel tubuhku bernyanyi bahagia.”
Gadis di samping jendela sadar komunikasinya ini merupakan jenis komunikasi satu arah namun dia lebih sadar bahwa jauh dari itu gadis yang tengah koma akan merasakan kehadirannya dan tanpa sadar mendengar segala ucapan yang diceritakan oleh gadis di samping jendela.
Gadis di samping jendela berhasil memberikan sugesti positif pada gadis yang tengah koma. Sugesti positif tersebut menjadi penyembuh bagi orang lain dan bagi dirinya sendiri, kembali lagi pada rasa syukur di atas. Gadis di samping jendela mendapatkan pikiran dan hati yang tenang walaupun hidupnya sulit, dan dengan sugesti positifnya ia berhasil memberikan manfaat bagi orang lain.
Selain aspek sosial tentang rasa syukur tersebut ada juga nilai moral untuk tak lupa berterima kasih kepada orang lain.
“ia harus berterima kasih kepada gadis yang pernah dirawat sekamar dengannya. Teman sekamarnya itu telah menceritakan segala pemandangan indah di luar sana, dan semuanya karangan belaka, sebab sebenarnya ia sendiri hanya melihat tembok di depan matanya.”
Gadis koma sadar akan kebaikan yang diperbuat oleh gadis di samping jendela terhadapnya, ia membalas kebaikan gadis di samping jendela dengan ucapan terimaka kasih.
Aspek Religius
“Banyak keindahan yang bisa dinikmati dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa selama ini ia tidak pernah memperhatikan semua itu?”
Kadang perasaan seperti ini akan muncul ketika kita tengah dilanda perasaan sedih atau kondisi yang sulit, ketika seseorang yang biasa hidup mewah lalu tiba-tiba ditempatkan pada situasi hidup miskin. Ia akan merasa hidupnya sangat berharga dan memilih hidup secara lebih baik di masa yang akan datang.
Gadis yang tengah koma bersyukur tentang nikmatnya akan mimpi-mimpi yang ia alami, ia diajarkan untuk mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Selama ia bermimpi ia tersu bersyukur hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan harapan untuk kembali sadar dan dapat bersyukur lebih banyak lagi.
Nilai moral lainnya adalah tentang perenungan nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh tuhan kepada dua gadis tersebut, gadis koma yang banyak merenung tetang seberapa berharganya dunia yang ia jalani selama ini, dan juga perenungan yang dilakukan gadis di samping jendela dengan memilih untuk menghadapi kekurangannya dan memilih untuk hidup bahagia.
Gadis di samping jendela menjadi sosok yang selalu merasa cukup walaupun ia berada pada kondisi yang memiliki banyak kekurangan sekalipun, ia memilih berada di jalan positif dan akhirnya dapat bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar