Minggu, 21 Juli 2024

Analisis Unsur Aliterasi dan Asonansi puisi Di Pasar Loak Karya Goenawan Mohammad

sumber: tribun jogja

Dalam puisi, bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi ini erat hubungannya dengan anasir-anasir musik, misalnya lagu, melodi, irama dan sebagainya. Menurut kamus istilah sastra (Laelasari, 2006:58) Bunyi merupakan nada, laras, suara yang ditangkap atau diterima oleh alat indera, terutama alat-alat bicara.

Aliterasi
Aliterasi merupakan pemanfaatan bunyi dengan cara lain yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara mengulang pemakaian bunyi. Pengulangan bunyi itu berupa pengulangan bunyi yang sama, yaitu pengulangan bunyi konsonan yang sama. Secara sederhana dapat diartikan sebagai pengulangan bunyi huruf pada awal kata, suatu kalimat terdapat dua kali atau lebih pengulangan bunyi awalan kata yang sama. 

Asonansi
Asonansi merupakan pemanfaatan unsur bunyi vocal secara berulang-ulang dalam satu baris sajak. Sama dengan aliterasi, hanya perbedaannya bunyi vocal yang diulang pada asonansi. Efek yang ditimbulkan dari pengulangan vocal ini adalah memberikan efek merdu pada puisi.

Analisis Unsur Aliterasi dan Asonansi puisi Di Pasar Loak Karya Goenawan Mohammad

Berikut adalah puisi Goenawan Mohammad:

DI PASAR LOAK
Di pasar loak jejak timpa menimpa, menghapus kau dan aku
mengingat kau mengingat kau

Pengalaman adalah karpet tua, anakku, pompa-pompa
gambar burak, gambar yesus, kamus-kamus, gaun malam dan hordin panjang
di mana dulu ada sebuah rumah, di mana kita tak ada
kita tak punya, di mana seekor parkit mungkin
mencoba bernyanyi, mencoba menyanyi, dan seseorang tutup
pintu, dengan, pada, aku tak kembali, tak akan kembali

Kenangan adalah seperti manik-manik yang ditawarkan peniup
harmonica itu: butir-butir putih yang teruntai, tak berkait
sebuah montase, sederet huruf morse,
Selamatkan kami
Selamatkan kami, kami tenggelam,
percintaan yang tak ingin
jadi hantu dalam mimpi malam

Perpisahan adalah sebuah isyarat
kematian, orang tua penjual
kaca itu berkata dan bertanya, siapa kita sebenarnya, mengapa

Aliterasi dan Asonansi

Pada puisi Di Pasar Loak karya Goenawan Mohammad ini kita tidak mendapati unsur asonansi yang dominan pada puisi tersebut. Namun, berbeda dengan unsur aliterasi yang dominan di setiap bait puisi yang akan dijelaskan berikut.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya aliterasi merupakan pengulaman bunyi konsonan yang dominan pada puisi.

Di pasar loak jejak timpa menimpa, menghapus kau dan aku
mengingat kau mengingat kau
Pada bait pertama kita mendapati unsur bunyi konsonan /m/ pada kata menimpa, menghapus dan mengingat.

Pada bait kedua baris kedua juga kita mendapatkan contoh aliterasi yaitu, pengulangan bunyi konsonan /g/ terlihat jelas pada baris tersebut.

gambar burak, gambar yesus, kamus-kamus, gaun malam dan hordin panjang
 Bari selanjutnya juga kita mendapati pengulangan bunyi konsonan /d/ pada puisi tersebut, terdapat pada kata di yang dilengkapi menjadi kata di mana yang diulang sebanyak tiga kali.
di mana dulu ada sebuah rumah, di mana kita tak ada
kita tak punya, di mana seekor parkit mungkin.

Pengulangan frasa selamatkan kami pada bait ketiga juga memperjelas unsur aliterasi yang dominan, pada bait tersebut kita diberikan pengulangan bunyi konsonan /s/ dan /k/.
sebuah montase, sederet huruf morse,

Selamatkan kami
Selamatkan kami, kami tenggelam,

kaca itu berkata dan bertanya,
 Lalu diakhir bait keempat dan baris terakhir kita juga diberikan bunyi konsonan yang dominan yaitu huruf /b/ pada kata berkata dan bertanya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gelap Terang Industri Perfilman Korea Selatan

Gelap Terang Industri Perfilman Korea Selatan oleh Ramdhani Kusuma Putra Industri perfilman Korea Selatan saat ini rasanya tenga...