Senin, 22 Januari 2024

Dekonstruksi dalam Penggalan Lirik Lagu BTS Pied Piper


Dekonstruksi dalam Penggalan Lirik Lagu BTS Pied Piper


[Rap Monster] Berhenti menonton dan belajar untuk ujianmu
Orangtuamu dan gurumu membenciku
Video yang kau tonton, semua foto, twitter, V aplikasi, Bon voyage
Aku tau semuanya, apa yang harus dilakukan bila itu bagus
Hentikan membuat teori MV nanti masih banyak fotoku dikamarmu
Apa satu jam, satu dua tahun akan hilang dalam sekejap
Lagu ini adalah peghargaanku untukmu
Bersikap baik

[Suga] Apa yang kau katakan itu benar
aku sedikit berbahaya
Seperti orang yang meniup seruling memikat
Kau tau aku sedang mengujimu
Kau tau itu, namun kau masih mencintaiku
Dirimu terpikat, seperti buah kebaikan dan kejahatan

[Jhope] Serulingku membangunkan semuanya
Suara itu mengganggumu lebih
Kau terpikat dan bereaksi
Meniup nafas tanpa henti
Aku adalah dirimu yang bersalah
Kau tidak akan bisa keluar
Tidak akan


Pied Piper sendiri merupakah salah satu legenda yang berasal dari Hamelin, Jerman. Legenda ini menceritakan tentang seorang peniup seruling yang diminta untuk membunuh hama tikus dengan meniup seruling ajaibnya, setelah berhasil memberantas hama tersebut, pemerintah menolak untuk membayar para pemain seruling. Dengan kekuatan ajaib dari serulingnya, mereka memainkan seruling dan memikat anak-anak di kota tersebut. Anak-anak tersebut meninggalkan kota sama seperti yang terjadi pada ham tikus.

Dalam lirik lagu tersebut, pemain seruling diibaratkan sebagai BTS dan anak-anak yang terpikat itu adalah penggemarnya. Pada penggalan bait pertama BTS menyampaikan kepada penggemarnya untuk berhenti menonton video dan mendengar lagu-lagu dari mereka, ia menyebutkan bahwa bukan waktu satu jam atau satu sampai dua tahun saja terlewati karena terus melihat mereka.
 
Jika kita lihat dari lirik lagu tersebut menyebutkan bahwa penggemar yang tergila-gila dengan segala yang dikeluarkan oleh BTS sama seperti yang dilakukan anak-anak terhadap si pemain seruling, kita dapat melihat oposisi biner bahwa BTS adalah pihak yang benar dan penggemar adalah pihak yang salah karena telah membuang waktunya.

Namun, jika kita balik posisinya pada lirik tersebut kita melihat BTS yang terus mengeluarkan konten-konten baru untuk dilihat oleh penggemarnya, mereka terus membuat lagu baru dan segala hal yang dapat mereka gunakan untuk promosi grup tersebut, dan penggemar menjadi pihak yang tidak memiliki pilihan untuk berhenti karena BTS yang terus mengeluarkan konten baru. Jika memang benar BTS menginginkan untuk penggemarnya berhenti dan tidak membuang waktu pada mereka, seharusnya BTS berhenti untuk terus-terusan membuat konten baru. Penggemar hanyalah anak-anak yang terpikat dan dihipnotis untuk keluar dari kota, sama dalam cerita. 

Pada bait kedua sedikitnya kita dapat membenarkan kontruksi makna baru yang kita temukan di atas, BTS menyebutkan bahwa mereka sedikit berbahaya dan mereka yang meniup seruling untuk menguji penggemarnya. Kita dapat membahas pada lirik “kau tau aku sedang mengujimu, kau tau itu namun kau masih mencintaiku.” Jika kita lihat pada lirik tersebut dapat dilihat bahwa BTS adalah pihak yang dicintai dan penggemar adalah pihak yang mencintai, anggapan ini bisa kita lihat sebaliknya, jika kita ingat tentang cerita dongeng tersebut apakah penggemar masih bisa disebut sebagai pihak yang mencintai? Sedangkan penggemar yang digambarkan sebagai anak-anak yang meninggalkan kota dalam cerita, mereka terpikat bukan dalam konteks yang baik, mereka terpaksa mendengar karena seruling ajaib yang membuat mereka seperti terhipnotis dan tidak memiliki kesempatan untuk memilih apakah mereka harus menyukai hal tersebut atau tidak menyukai irama seruling tersebut. 

Dalam hal ini juga kita bisa melihat BTS sebagai pihak superior dan penggemarnya pada pihak inferior. Superior dalam hal ini adalah BTS yang menjadi pihak yang menunjukkan kesempurnaan diri dan penggemarnya yang tidak lengkap dan tidak sempurna. Namun, daalam lirik lagu tersebut BTS menyebutkan bahwa banyak orang tidak menyukai mereka karena membuat penggemar yang rata-rata adalah seorang pelajar menjadi terganggu dalam menjalankan pendidikan mereka.
 
Pihak lain ini diibaratkan sebagai pemerintah yang tidak ingin membayar si pemain seruling. Jika kita melihat cerita tersebut mungkin kita dapat berpikir bahwa BTS adalah pihak yang tidak sempurna karena keberadaannya yang dapat merusak orang lain, dan pihak lain yang tidak menyukai BTS itu adalah pihak superiornya sama seperti pemerintahan.

Bisa saja jika pemerintah yang tidak ingin membayar si pemain seruling merupakan cara mereka untuk mengendalikan si pemain seruling, mungkin mereka memang sengaja untuk membuat anak-anak di sana terpikat dan menghilang dari kota. Kita bisa melihat bukan BTS yang memaksakan karya mereka untuk membuat penggemarnya terpikat dan malas belajar, mungkin pihak lain yang membuat penggemar tersebut merasa tertekan dan memilih untuk rehat dan menghabiskan waktunya untuk sebuah kesenangan yang mereka rasakan.

Bait terakhir dalam lirik lagu menceritakan tentang penggemar yang terus terpikat dan diganggu oleh BTS dan mereka tidak memiliki jalan keluar untuk menyukai mereka. Mungkin anggapan ini datang dari BTS mereka yang menganggap bahwa karya yang mereka buat adalah sebuah kesalah bagi penggemarnya karena membuat mereka menghabiskan waktunya.

Apakah anggapan tersebut benar? jika kita lihat dari sisi penggemar, suara atau lagu yang BTS buat bukanlah hal yang mengganggu karena pada pembahasan sebelumnya kita melihat penggemar yang memutuskan untuk pergi dari tekanan pendidikan dan tekanan dari orang dewasa lainnya, lalu mereka memilih untuk terpikat pada suara seruling tersebut.
Lirik selanjutnya “aku adalah dirimu yang bersalah” lirik lagu tersebut bisa kita anggap sebagai penyelesaian dari lirik-lirik di atas, diawal membahas tentang anggapan pihak penggemar yang bersalah lalu bait kedua tentang pihak BTS yang bersalah. Pada bait ketiga ini BTS menyimpulkan bahwa sebenarnya yang bersalah adalah mereka berdua karena saling memikat dan terpikat dan membuat orang lain membenci mereka.

Kenyataannya hubungan mereka memiliki timbale balik yang positif, irama seruling yang sebetulnya membuat penggemar merasa lebih baik dan termotivasi dan irama seruling bagi BTS adalah mimpi dan perasaan yang berusaha mereka sampaikan kepada orang lain. 

Nasionalisme Korea tentang Budaya Kacang Lupa Kulit


Budaya musik Korea Selatan atau ramai disebut dengan KPOP ini telah berkembang dengan pesat, bukan hanya di benua Asia namun sudah menyeluruh ke semua negara, mulai dari fenomena besar dari grup bernama BTS yang berhasil memikat banyak pendengar di lima benua. Tentu saja kesuksesan yang diterima oleh banyaknya penyanyi asal Korea Selatan ini juga berhasil memikat generasi muda untuk menggapai mimpinya di tanah gingseng tersebut. Hal tersebut juga yang membuat salah satu grup penyanyi wanita BLACKPINK yang tengah digandrungi saat ini yaitu Lisa, membuat dirinya merantau jauh dari Thailand ke negara Korea Selatan.

Baru-baru ini ramai dibicarakan tentang Lisa yang berkebangsaan Thailand dan menjalin karirnya di Korea Selatan, karena kesuksesannya tersebut banyak netizen Korea Selatan berpendapat bahwa ras mereka lebih baik dari tanah kelahiran Lisa yaitu Thailand, mereka menyebut bahwa ras Asia Tenggara merupakan ras budak dan mereka berhak untuk tidak menghormati masyarakat dari Asia Tenggara. Hal ini juga dipicu karena Lisa merupakan salah satu artis Korea berkebangsaan bukan Korea dan memiliki tingkat popularitas yang dapat diperhitungkan. Mereka menyebutkan bahwa artis-artis berkebangsaan Asia Tenggara tersebut diterima sebagai tenaga kasar di Korea, dan sudah memberikan tempat yang bagus untuk berkarir, lalu mereka tidak perlu untuk menghormatinya.

Edwar Said membagi empat fase orinetalisme, fase ketiga ia menyebutkan bahwa orientalis didefinisikan secara historis, merupakan gaya Barat untuk mendominasi, menata kembali dan menguasai Timur. Jika kita melihat juga sisi historis dan menyangkut pautkan dengan kasus rasisme yang terjadi pada Lisa ini, kita mendapatkan satu fakta bahwa bangsa Korea sendiri tidak dijajah oleh bangsa Amerika maupun Eropa melainkan dijajah oleh negara tetangganya yaitu Jepang. Sedangkan kebanyakan negara di Asia Tenggara dijajah oleh bangsa Eropa dan Amerika, walaupun Thailand tidak dijajah oleh negara manapun, namun kala itu Thailand tetap mendapatkan banyak tekanan dari bangsa Eropa. Secara tidak langsung kita dapat melihat bahwa Korea Selatan tidak mendapatkan banyak pemahaman dari gaya Barat, hal itulah yang membuat banyak warga negara Korea Selatan menganggap diri mereka superior dari pada masyarakat di Asia Tenggara.

Mereka menganggap bahwa penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa membuat negara di Asia Tenggara tertinggal begitu jauh dari segi perkembangan tekhnologi dan ilmu pengetahuan, selain itu juga anggapan tersebut semakin mereka yakini dari fakta bagaimana kerasnya sistem pendidikan di Korea Selatan berlangsung, yang tentu saja berbanding terbalik dengan negara di Asia Tenggara. Hal tersebut membuat mereka lupa jika Korea Selatan juga merupakan bagian dari benua Asia.

Selain hal tersebut yang membuat kasus rasisme ini kian memuncak ialah, standar kecantikan di Korea Selatan yang sangat sempit dan terkesan tidak realitsis. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa operasi plastik di negara Korea Selatan sangat populer dan menjadi budaya mereka di sana. Mereka memiliki standar tersendiri tentang bentuk tubuh dan juga wajah, standar tersebut yang membuat mereka sulit untuk menerima masyarakat dari kalangan Asia Tenggara. Jika kita melihat dari standar kecantikan tersebut, kita dapat melihat bahwa masyarakat Asia Tenggara cenderung memiliki kulit yang sedikit lebih gelap, atau di Indonesia sendiri memiliki kulit sawo matang.

Mereka menganggap bahwa Asia Tenggara memiliki kulit yang hitam dan selalu melakukan operasi pemutihan kulit, sekali lagi mereka lupa dengan budayanya sendiri. 

Lisa salah satu artis yang dapat dibilang lebih populer dibandingkan banyak artis berkebangsaan Korea sendiri, isu rasisme inilah yang dijadikan senjata untuk mengusir ras Asia Tenggara dari tanah Korea. Beberapa saat yang lalu juga banyak artis KPOP berkebangsaan China yang tidak diperlakukan dengan baik di Korea. Menurut mereka hal ini mereka lakukan untuk menunjukkan kecintaannya terhadap negara, mereka berpendapat bahwa Korea Selatan telah melalui banyak kesulitan di masa lalu, bahkan masuk kedalam salah satu negara termiskin dahulu. Lantas apakah kejayaan mereka sekarang, merupakan bukti pembalasan terhadap kemelaratan yang mereka dapatkan dari warga asing dahulu.

Analisis Lirik Lagu BTS V - Singularity


Analisis Lirik Lagu BTS V Singularity

Lirik lagu BTS - Singularity :
Suara sesuatu yang pecah
Aku bangun dari tidur
Suara yang tidak biasa
Mencoba untuk menutup telingaku tetapi tidak bisa tidur
Rasa sakit di tenggorokan ku semakin memburuk
Mencoba untuk menutupinya
Aku tidak punya suara
Hari ini aku mendengar suara itu lagi
Itu berdering lagi, suara itu
Retakan lagi di danau beku ini
Aku menceburkan diriku ke danau
Di atas danau musim dingin aku terlempar
Es tebal telah terbentuk
Dalam mimpi itu, aku segera masuk ke dalam
Nyeri phantom yang menyiksa ku masih sama
Apakah aku kehilangan diri ku sendiri
Atau aku telah mendapatkan mu
Aku tiba-tiba lari ke danau
Ada wajah ku di dalamnya
Tolong jangan katakan apa pun
Menjangkau tanganku untuk menutup mulut
Tetapi pada akhirnya, musim semi akan datang suatu hari nanti
Es akan mencair dan mengalir
Katakan padaku jika suaraku tidak nyata
Jika aku tidak harus membuang diri ku
Katakan padaku jika rasa sakit ini pun tidak nyata
Apa yang seharusnya aku lakukan saat itu

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dapat dipaparkan penjelasan tentang makna asosiatif , makna stilistik, makna afektif dan makna kolokatif dalam tiap kata-kata yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.

1. Itu berdering lagi, suara itu, retakan lagi di danau beku ini
2. Aku menceburkan diriku ke danau, di atas danau musim dingin aku terlempar
3. Es tebal telah terbentuk, dalam mimpi itu, aku segera masuk ke dalam
4. Nyeri phantom yang menyiksa ku masih sama, apakah aku kehilangan diri ku sendiri
5. Atau aku telah mendapatkan mu, aku tiba-tiba lari ke danau
6. Ada wajah ku di dalamnya, tolong jangan katakan apa pun
7.Menjangkau tanganku untuk menutup mulut. tetapi pada akhirnya, musim semi akan datang suatu hari nanti
8. Es akan mencair dan mengalir, katakan padaku jika suaraku tidak nyata
9. Jika aku tidak harus membuang diri ku, katakan padaku jika rasa sakit ini pun tidak nyata
10. Apa yang seharusnya aku lakukan saat itu

Makna asosiatif yang biasa disebut dengan makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak sebenarnya. Merupakan makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa (Chaer, 2007:293). Dari data di atas, ditemukan kata-kata ‘Retakan lagi di danau beku ini yang berasosiasi dengan hati seseorang yang telah rusak. Artinya bahwa tentang kondisi seseorang yang tak dapat merasakan apapun lagi tentang perasaan baik atau buruk terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain. Tidak memiliki lagi sebuah rasa simpati dan empati. Lalu dilanjutkan dengan kalimat Aku menceburkan diriku ke danau, di atas danau musim dingin aku terlempar dapat berasoiasi dengan hatinya yang tergugah kembali. Hal tersebut diperkuat dengan kalimat lanjutannya yaitu di atas danau musim dingin aku terlempar ia menganggap dirinya kembali masuk kedalam sebuah stigma yang membuat hatinya beku, pada bait awal lirik lagu dijelaskan Suara sesuatu yang pecah, Aku bangun dari tidur Hal ini berasosiasi bahwa sebelumnya dia telah berdamai tentang perasaannya dia sudah tidur namun karena sesuatu yang pecah tersebut ia kembali bangun dan teringat akan stigma tersebut.
Pada kalimat selanjutnya ialah Es tebal telah terbentuk, dalam mimpi itu, aku segera masuk ke dalam bait lirik ini berasosiasi tentang penggambaran hatinya yang telah ditutupi es tebal, itu artinya kondisi hati seseorang tersebut telah lama menjadi kaku atau rusak. Namun kembali lagi ia berusaha untuk melihatnya kembali.
‘mencair dan mengalir, katakan padaku jika suaraku tidak nyata Kalimat berikutnya penulis berusaha untuk menyampaikan kondisi seseorang tersebut bahwa ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia tak bersalah atas stigma yang membuat hatinya beku. Hal tersebut dapat dilihat dari kalimat mencair dan mengalir hal ini merujuk pada danau beku yang telah dijelaskan di atas. Selanjutnya kalimat dilanjutkan dengan . Jika aku tidak harus membuang diri ku, katakan padaku jika rasa sakit ini pun tidak nyata Kalimat ini muncul terkesan seperti permintaan pertolongan terhadap seseorang, namun nyatanya seseorang pada lirik lagu ini berusaha berbicara pada dirinya sendiri, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia bukanlah stigma tersebut. Hal ini semakin jelas pada kalimat berikut aku tiba-tiba lari ke danau, ada wajah ku di dalamnya.


Makna stilistik dalam lirik lagu Singularity

Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahaya yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra. Rangkaian kata-kata dalam lirik lagu Singularity menceritakan tentang suata keadaan seseorang yang ragu tentang dirinya, apakah ia merupakan stigma yang disebutkan tersebut atau ia telah menjadi seseorang yang baik. Hal ini terjadi antara pembicaraan tentang dirinya sendiri kegundahan hatinya apakah ia seseorang yang baik atau seseornag yang buruk, tentang perbedaan pemikirannya, hatinya, dan perilaku yang telah ia lakukan. Kebingungan diri seseorang apakah ia adalah seseorang yang datang dari dua sisi yang berbeda seperti pada danau yang digambarkan pada lirik lagu tersebut, seseorang yang datang dari sisi jahat atau seseorang yang datang dari sisi baik.Gaya bahasa personifikasi sangat sarat kita dapatkan pada lirik lagu tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis terhadap lirik lagu Singularity dalam kajian semantik, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam lirik lagu Singularity terdapat makna asosiatif atau makna kias, dan makna stilistik. Makna asosiatif didapatkan dalam hampir setiap baris. Karena lirik lagu yang terkesan berbentuk deskriptif ini maka makna tersebut dapat kita lihat dan simpulkan pada keseluruh lirik lagu tersebut. Secara garis besar pun makna 

Sosiologi Sastra Film 212 : The Power of Love


Film 212 The Power of Love"

212 The Power of Love merupakan film besutan Jastis Arimba yang diproduseri oleh penulis Helvy Tiana Rosa, film ini sendiri mengangkat latar kejadian peristiwa aksi belas Islam III yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2016 lalu. Namun, pada 212 The Power of Love ini kita tidak akan menemukan unsur politik. Film ini lebih mengangkat unsur keluarga dan hubungan bermasyarakat sosial, film ini berpusat pada dua tokoh utama yaitu Rahmat dan Ki Zaenal, mereka memiliki cara pandang yang berbeda dan ideologinya masing-masing karena perbedaan latar belakang. Rahmat merupakan anak dari Ki Zaenal, ia kuliah di Universiras ternama di luar negeri dan bekerja sebagai jurnalis di Jakarta. Sedangkan ayahnya, Ki Zaenal tinggal di Ciamis dengan lingkungan yang agamis. Singkat cerita Rahmat yang tinggal di Jakarta harus pulang ke Ciamis karena ibunya yang meninggal dunia, lalu muncul gerakan bela Islam 212, Ki Zaenal tentu harus ikut serta pada aksi tersebut, namun karena kondisi kesehatannya akhirnya ia harus ditemani oleh Rahmat. 

Rahmat memiliki masa lalu kelam yang berhubungan dengan agamanya Islam, Rahmat remaja pernah membunuh saudaranya dan membakar masjid, hingga akhirnya ia dimasukkan ke dalam penjara. Itu sebabnya ia tidak memiliki kepercayaan pada agama apapun, pekerjaannya sebagai jurnalis membuatnya sering menulis pertentangannya tentang agama. Aksi bela islam inipun ia anggap sebagai aksi politik saja, namun seiring berjalannya aksi tersebut ia sadar bahwa aksi tersebut berjalan dengan damai dan penuh cinta, ia pun lebih mengenal akan agamanya Islam dan mendapatkan hidayah. 

Tokoh Rahmat pada film ini digambarkan sebagai seseorang yang memiliki paham komunisme karena ia yang sering menulis dan mempertentangkan tentang agama, dalam film pun dijelaskan lebih rinci pada adegan Adhi dan Rahmat yang bertentangan dan mengucapkan secara jelas bahwa rahmat adalah seorang komunis. Ki Zaenal pun digambarkan secara bertentangan sebagai seorang yang agamis, hal ini tentu saja make sense karena seperti pandangan masyarakat Indonesia, komunisme merupakan lawan dari kaum agamis. Dalam film komunisme digambarkan sebagai orang yang jauh dari cinta dan agama sehingga memiliki perangai seperti Rahmat. 

Perubahan karakter Rahmat yang pada mulanya jauh dari agama, keras kepala, angkuh, dan tidak memiliki banyak teman hingga ia yang menerima hidayah dan akhirnya sejalan dengan Ki Zaenal. Perubahan ini didasarkan pada hubungan damai dan cinta yang menjadi fokus utama pada film tersebut. Perubahan yang terjadi pada diri Rahmat termasuk pada perubahan yang besifat sosioemosi, karena gerakan 212 ini berhasil menyentuh akal sehat Rahmat yang jauh dari kata cinta hingga akhirnya dapat menerima dan mencintai dirinya sendiri. Selain proses aksi bela Islam itu sendiri yang berjalan damai sehingga membuat pandangan Rahmat berubah, peran dari tokoh Yasna juga banyak berpengaruh dalam merubahan sifat dari Rahmat. 

Film ini secara jelas berusaha menggambarkan bagaimana seharusnya proses kehidulan sosial berjalan, ditengah banyaknya isu berunsur sara, kepentingan politik dan diri sendiri yang lebih kuat. Film 212 The Power of Love menyadarkan kita bahwa berhubungan sosial secara baik tak harus memandang ia datang dari suku dan etnis apa terutama dari agama apa, kita diberikan pandangan tentang seberapa indahnya jika hubungan masyarakat berjalan secara damai, contohnya yang terjadi pada tokoh utama Rahmat. Film ini juga tidak semata-mata berpihak pada satu agama ataupun etnis, tapi melainkan pada semua kalangan masyarakat karena yang terpenting pada film ini adalah hubungan cinta dan damai itu sendiri antara manusia, terutama karena Indonesia yang sejatinya memiliki masyarakat yang beragam.

Selain itu kita juga bisa mengulik lebih jauh kenapa Rahmat dapat memiliki pikiran yang radikal, angkuh, dan jauh dari agama. Salah satunya adalah karena ia yang telah membunuh saudaranya di masa lalu. Hal ini memungkinkan terjadinya sifat Rahmat seperti sekarang ini, bisa jadi karena rasa bersalah yang terjadi pada dirinya dulu ditambah lagi tidak ada keluarga yang benar-benar membantunya di masa kelamnya dulu karena ia langsung dikirim ke pesantren. Hal inilah yang membuat sifat Rahmat seperti yang diceritakan pada awal film ini, ia yang tidak percaya pada siapapun, tidak memiliki banyak teman, dan tentu saja tanpa ia sadari Rahmat tidak mencintai dirinya sendiri.

Siang dan Malam

Foto yang saya ambil ini memiliki dua tema yang berbeda yang pertama foto jalanan yang diambil ketika malam hari dan tema yang kedua adalah foto yang diambil ketika siang hari, jadi bisa disimpulkan foto saya memiliki tema siang dan malam.
 
Alasan kenapa saya mengambil dua tema tersebut sebagai foto saya adalah karena menurut saya siang itu menggambarkan suatu yang cerah seperti kebahagian, mimpi, dan harapan dari seseorang dan foto malam hari adalah kebalikannya. Hal ini sangat jelas saya ambil karena saya sesuai dengan kondisi dan perasaan setiap orang jadi tema ini akan sangat menarik jika saya jadikan sebuah karya sastra dan kehidupan sehari-hari.
 

Foto dengan tema siang hari yang saya ambil adalah foto jalanan Jakarta yang penuh dengan kendaraan dan lalu lintas yang sangat padat. Lalu kenapa di awal saya menghubungkan tema siang hari dengan kebahagiaan, mimpi, dan harapan padahal contoh foto yang saya ambil adalah foto yang sangat padat lalu lintasnya dan pasti semua orang tidak menyukai kondisi tersebut. Karena hidup kita itu sama saja dengan kondisi lalu lintas, untuk mencapai segala hal yang indah, untuk mencapai segala mimpi dan harapan kita pasti dibutuhkan suatu perjuangan yang sangat besar, makin besar suatu mimpi maka akan makin besar pula rintangan dan cobaannya. 
 

Tema yang kedua adalah malam hari sudah jelas maksud malam hari disini adalah kebalikan dari gambaran dunia siang yang saya jelaskan sebelumnya, malam hari cenderung dengan rasa sunyi dan sepi yang bisa juga menggambarkan rasa putus asa dan menyerah terhadap suatu hal.
 

Dapat disimpulkan bahwa tema siang hari yang saya ambil menggambarkan kebahagiaan dan malam hari menggambarkan kesedihan, namun bagaimana kalau kita melihat dari sudut pandang yang lain, bagaimana kalau siang hari kita konotasikan dengan hal negative sedangkan malam hari kita konotasikan dengan hal yang positive. Tentu saja hal ini dapat terjadi sudah jelas foto yang diambil siang hari sangat menggambarkan keriuhan dan penatnya kota Jakarta dan berbanding terbalik dengan foto di malam hari yang tenang. Kedua hal ini bisa saja kita ambil yang manapun yang kamu inginkan, tergantung sudut pandang seseorang dalam menilai suatu hal. Mungkin akan sangat baik jika kita dapat memandang suatu hal dari segi positivenya, namun apapun itu pasti akan selalu ada pertentangan antara dua sisi atau dua dunia yang berbeda. Semuanya adalah hak dan keputusan anda untuk menilai.


*16 Mei 2017

Resensi Novel Hujan Tere Liye


Judul Buku : Hujan
Penulis : Tere Liye
Tebal Buku : 317 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Cetakan ke-8, Februari 2016

Hujan
 
Cerita berawal ketika Lail yang sedang berada diruangan putih bersama seorang dokter, ia berencana untuk menghapus memorinya tentang “Hujan”. Lail disuruh untuk menceritakan bagian mana yang ia ingin hapus, dan cerita bermula dari kejadian delapan tahun lalu ketika ia berusia 13 tahun. Pagi itu bumi tengah merayakan lahirnya bayi ke 10 miliyar di bumi, seluruh papan iklan, lampu lalu lintas, televisi di pinggir jalan membicarakan tentang berita tersebut. Hari itu adalah hari pertama Lail sekolah seletah libur panjang, ia diantar oleh ibu nya yang seorang pekerja kantoran dan ayah nya sibuk bekerja di luar negeri. Ketika ia berangkat pagi itu cuaca cukup sejuk dengan sedikit gerimis di langit, Lail sangat menyukainya ia sibuk dengan pikiran bagaimana suasana sekolah nanti dan gerimis. Lail dan ibunya berangkat menggunakan kereta berbentuk kapsul, selama perjalanan ibunya sibuk menelpon rekan kerja memberitahukan bahwa ia akan terlambat dan televisi di kereta membicarakan tentang mc yang bertanya bagaimana menghentikan pertumbuhan penduduk, si nara sumber bilang bumi membutuhkan suatu bencana yang sangat besar dan mematikan. 
 
Ketika kereta bawah tanah itu berjalan sekitar 30 menit, tiba-tiba kereta tersebut me ngerem secara mendadak semua bagian kereta berhamburan kemana-mana penumpang di dalam kereta terpelanting ke mana-mana beberapa detik kemudia lampu di sana mati. Lail mencari ibunya, begitupun dengan ibunya beberapa orang di kereta bertanya-tanya apa yang terjadi. Lail dan ibunya akhirnya dapat bertemu, Lail cukup kesakitan coklat panas yang ia pegang tumpah kemana-mana dan terkena lengannya, pahanya pun terinjak oleh penumpang lain. Lalu dari luar kereta muncul cahaya, diketahui cahaya itu dari petugas kereta bawah tanah. Penumpang yang masih selamat disuruh keluar untuk mengevakuasi mereka. Telah terjadi letusan gunung berapi terbesar sekaligus gemba bumi sekitar sepuluh skala, kami semua mencari tangga darurat ketika kami mencari tangga darurat gempa susulan terus terjadi. Hanya sepertiga orang yang selamat, akhirnya kami sampai di tangga darurat. Aku dan anak laki-laki beserta ibuku naik tangga terlebih dahulu, ketika aku hampir sampai permukaan lagi-lagi terjadi gempa susulan, tangga darurat dari bawah terus runtuh menjalar keatas aku berusaha keras untuk cepat sampai keatas, sampai tiba pegangan tangga ibuku lepas dan akhirnya jatuh kedalam tanah empat puluh meter, aku berusaha meraih tangan ibuku namun tidak berhasil akupun hampir jatuh sampai ketika anak laki-laki diatasku meraih tasku dan menarikku keatas. Aku hanya dapat menangis melihat kebawah sana dan ternyata seisi kota telah hancur rata dengan tanah. Orang-orang yang masih hidup merintih kesakitan. Anak laki-laki itu memperkenalkan dirinya namanya adalah Esok, ia juga telah kehilangan empat saudara laki-lakinya yang terkubur di kereta sana, mereka berdua mencari tempat untuk berteduh karena saat ini sedang hujan, biasanya aku menyukai hujan namun tidak kali ini hujan seperti menangisi kondisi sekarang. Lail dan Esok berteduh di sebuah taman di rumah-rumahan plastik, setelah hujan reda mereka pergi kerumah mereka. Lail melihat rumahnya hancur dan rata dengan tanah begitupun dengan rumpah-rumah tetangganya, Esok mengajaknya untuk datang kerumahnya ke toko kue ibunya, hampir satu jam kami berjalan kesana dilihat dari kejauhan toko kue ibunya masih utuh, Esok berlari dan membuka pintu toko tersebut, perabotan, kue, dan bahan-bahan kue berhamburan. Ia memanggil-manggil ibunya, Lail menunggu Esok dari luar sambil berharap semoga ibunya masih selamat. Sejak saat itu Esok menjadi seseorang yang sangat penting bagi hidup Lail.
 
Kaki Ibu Esok tertimpa oleh lemari, ia masih selamat namun tidak sadarkan diri. Lail berteriak kearah para petugas. Mereka mengangkat lemari tersebut dan membawa ibu Esok ke dalam ambulance Esok dan Lail juga masuk kedalam mobil tersebut. Ibu Esok dibawa ke rumah sakit terdekat. Ibunya tidak kunjung sadar, keesokan harinya wali kota mengumumkan tempat pengungsian, mereka mengungsi disebuah stadion. Pagi-pagi lail dan esok berjalan ke stadion, sesampainya disana Lail bertanya ke petugas apa ayahnya masih selamat, ia memberitahukan dimana kota tempat ayahnya bekerja. Namun petugas tersebut bilang tidak, tidak ada satupun yang selamat kota itu sudah ditenggelamkan gelombang tsunami 40 meter. Lail kembali menangis lagi, memikirkan bagaimana dia hidup tidak ada orang tuanya. Sejak pagi itu ia tidak sedikitpun memakan makanannya, sampai hujan abu dari letusan gunung berapi itu turun semua orang diperintahkan untuk mengenakan masker, keesokan harinya saat bangun Esok tidak melihat dimana Lail berada ia mencari-cari disetiap tenda. Saat itu hujan akan turun, namun kali ini hujan ini akan sangat berbahaya, ia mencari keluar stadion dengan sebuah sepeda mencari-cari dimana Lail berada ia menuju ke reruntuhan rumah Lail namun ia tidak ada disana, hujan semakin banyak turun namun masih jarang-jarang. Ia bergegas mencari Lail ia menuju ke lubang 40 meter dimana ibu Lail terkubur, akhirnya Esok berhasil membawa Lail. Esok membujuk Lail untuk bergegas karena hujan ini akan sangat berbahaya, ini adalah hujan asam. Mereka menaiki sepeda dan bergegas mencari tempat meneduh karena hujan semakin deras. Mereka berteduh di rumah-rumahan plastik di taman kota. Semenjak hari itu Esok benar-benar menjadi orang yang sangat penting baginya.
 
Sejak hari itu Lail mulai sering membantu di pengungsian, ibu Esok sudah sadar dan terpaksa kakinya harus di amputasi, satu bulan berlalu keadaan kota sudah membaik bangunan-bangunan kembali di bangun, para warga yang berada di pengungsian akan dibawa ke panti-panti. Lail akan pindah ke panti sosial, sore itu Esok bilang bahwa dia akan di adopsi, ibunya juga akan dirawat oleh orang tua angkatnya. Lail sangat senang mendengarnya, namun itu artinya mereka akan berpisah dan akan jarang untuk bertemu. Lail akhirnya pindah ke panti sosial, dan Esok dibawa oleh orang tua angkatnya. Panti sosial tempatnya tinggal memiliki 6 lantai, Lail tinggal bersama dengan anak perempuan yang seusia denganku namanya Maryam ia memiliki rambut kribo, dan Maryam adalah teman yang sangat baik dan periang. Setiap hari Lail berangkat sekolah menggunakan bus umum, dan setiap hari pula ia melewati sekolah Esok namun ia tidak pernah sekalipun melihatnya. Sampai suatu hari besok adalah waktu liburnya anak-anak dip anti sosial akan dibebaskan untuk melakukan kegiatan yang mereka mau. Saat itu Lail pergi ke taman dan membaca buku sendirian, karena ia bosan ia memilih untuk kembali ke panti sosial. Lail naik bus dan kembali ke panti sosial, saat bus sudah berjalan ada seseorang yang mengetuk-ngetuk kaca bus ini, saat Lail lihat ternyata itu adalah Esok, ia meminta pak supir untuk menghentikan bus nya, Lail dan Esok akhirnya bertemu kembali mereka, mereka menceritakan keseharian mereka. Esok sekarang sudah kelas 12 ia lompat kelas dan sebentar lagi ia akan masuk universitas. Lail dan Esok sekarang sudah memiliki jadwal tetap untuk mereka bertemu, satu bulan sekali mereka bisa bertemu dan bercakap banyak hal. Sampai di suatu minggu, Esok memberitahukan bahwa ia akan masuk universitas, ia akan pindah ke ibu kota itu artinya mereka akan makin jarang untuk bertemu, Lail menahan air matanya, sampai akhirnya mereka harus berpisah. Lail melihat Bapak Wali Kota menghampiri mereka berdua, wali kota mejemput Esok. Lail baru mengetahui kalau Bapak wali kota adalah orang tua angkatnya, selain itu ia bersama ibu wali kota dan seorang anak perempuan, yang pasti dia adalah adik angkat Esok, mereka akan berpisah lagi. Satu bulan kemudia Esok berangkat ke universitas Lail mengantarkannya bersama dengan ibu angkat dan adik angkat Esok, setelah melepas kepergian Esok ia kembali ke panti sosial, Lail kembali ke rutinitasnya di panti sosial seperti biasa, lalu suatu hari ketika Lail dan Maryam mengikuti kelas tambahan memasak, Maryam bilang kalau dia sudah mulai bosan dengan kegiatannya, ia bilang kalau ia lebih ingin mengerjakan sesuatu yang lebih jelas membantu banyak orang. Keesokan harinya Maryam mengajak Lail ke suatu gedung, Maryam mendaftarkan mereka berdua untuk menjadi relawan suka rela mereka mengikuti sebuah tes, awalnya mereka hampir tidak lulus karena mereka belum cukup usianya namun dengan bujukan Maryam akhirnya mereka diizinkan untuk mengikuti tes seleksi, dan mereka akan menunggu hasilnya selama seminggu.
 
Seminggu kemudian Lail dan Maryam dipanggil oleh ibu panti, mereka berdua lolos tes seleksi setelah itu mereka harus mengikuti pelatihan-pelatihan selama satu tahun. Hingga sampai di tes terakhir mereka harus melewati berbagai rintangan dan kubangan lumpur mereka berdua berhasil mencetak waktu paling cepat dengan 45 menit. Kesibukannya di organisasi relawan dapat melupakan segala pikiran tentang ayah, ibu, dan juga Esok. Besok dia akan dilantik menjadi anggota resmi organisasi, 54 orang di lantik dan disematkan sebuah pin setelah orang ke-54 disematkan pin mereka semua sudah resmi menjadi anggota, mereka sangat gembira banyak yang saling melemparkan badannya kelumpur Lail menjauh dari kerumunan dan duduk di bawah pohon ia melihat pin yang tadi disematkan lalu tiba-tiba ada suara laki-laki yang sangat ia kenali, Esok. Esok melihat upacara pelantikan ku mereka berdua pergi selama seharian melihat lubang kereta bawah tanah, pergi ke taman kota, dan juga ke toko kue ibunya Esok. Toko kuenya sudah dibangun lagi, mereka bercakap-cakap banyak hal, termasuk Lail yang menanyakan berita yang ia ihat tadi malam tentang keadaan iklim dunia. Sampai malam tiba Esok harus kembali karena besok dia akan berangkat pagi-pagi sekali. Lail juga akan di tugaskan di sektor 4 besok. Pagi hari Lail sempat mengantar Esok berangkat dengan kereta bawah tanah, setelah itu Lail bergegas ke koridor 7 ketempat dimana dia akan berangkat ke sektor 4, mereka menaiki kereta dan Lail termenung meliat keadaan di kota lain masih mengenaskan dan belum pulih dari bencana tiga tahun lalu. Sesampai disana Lail dan Maryam mengikuti rapat penugasan di sektor 4 nanti, mereka mulai mengerjakan banyak hal membantu di rumah sakit darurat dan banyak hal. Lail dan Maryam memulai aktifitasnya pagi-pagi sekali sampai jam delapan malam, Lail juga kembali dapat melupakan kenangannya tentang Ibu, ayah, dan Esok.
 
Lail dan Maryam memutuskan untuk menjadi seorang perawat setelah lulus nanti, enam bulan kemudia mereka ditugaskan di sebuah kota terpencil di lereng bukit kota tersebut sangat memprihatinkan. Sampai suatu hari terjadi badai yang sangat besar bendungan yang ada di kota tersebut sudah retak, mereka harus memperingatkan kota diseberang sana, Lail dan Maryam dengan ke nekadan yang besar mereka lari sejauh 50 km dalam keadaan hujan badai untuk menyampaikan pesan tersebut ke kota sebelah, mereka tepat waktu menyelamatkan seluruh penduduk kota tersebut. Cerita mereka berdua akan dijadikan materi pembelajaran beberapa tahun kedepan. Kejadian heroik ini adalah kenangan indah bagi Lail. 
 
Lail dan Maryam mulai serius belajar agar mereka bisa menjadi seorang perawat, mereka berdua akhirnya dapat lulus dengan nilai yang memuaskan. Ketika libur panajng Lail dan Maryam sempat berkunjung ke toko kue Ibu Esok mereka membantunya dan Lail juga ikut menanyakan apakah Esok akan pulang atau tidak, namun Ibu Esok bilang bahwa Esok tidak pulang. Lail menceritakan tentang Esok kepada Maryam, sesampainya di panti sosial mereka mendapatkan berita bahwa mereka mendapat penghargaan dari organisasi relawan mereka akn ke ibu kota. Saat di Ibu Kota mereka melihat tekhnologi yang sangat mutakhir, hari penerimaan penghargaan dimulai mereka melihat video simulasi Lail dan Maryam ketika menyeberangi lumpur, nama mereka dipanggil mereka mendapatkan penghargaan dan mendapatkan lisensi kesehatan tertinggi lalu mereka turun ke belakang panggung dan betapa terkejutnya Lail ketika ia bertemu Esok dan Maryam juga ikut terkejut bahwa Esok yang dimaksud Lail adalah Soke Bahtera ilmuan termuda, Lail dan Esok menghabisan waktu satu jam mereka di landmark ibu kota, Lail juga menceritakan bahwa ia diterima di sekolah ke perawatan ia akan pindah ke asrama setelah libur panjang. Pertemuan mereka berakhir dan ini sudah lebih dari cukup bagi Lail. Lail dan Maryam kembali ke ibu kota mereka juga mempersiapkan untuk pindah ke asrama, Lail dan Maryam memulai kuliahnya mereka belajar banyak hal, di sana juga mereka tinggal di kamar yang sama dengan kamar yang lebih luas dan tekhnologi yang lebih hebat dari panti sosial.
 
Lail dan Maryam menjalani kuliah mereka dengan rajin, mereka juga sering mengunjungi toko kue Ibu Esok. Saat liburan mereka pernah ditugaskan di sektor 1 tempat yang paling buruk keadaannya disana tidak ada sumber makanan, wabah penyakit meraja lela. Iklim makin ekstrim di berbagai negara, salju yang turun di kota semakin banyak dan pasokan makanan semakin berkurang penduduk sekitar makin tidak teratur mereka melakukan demo besar-besaran, mendesak pemerintah untuk meluncurkan pesawat ulang alik ke udara agar iklim kembali menjadi normal. Satu hari setelah demo dan kerusuhan terjadi dimana-mana pemerintah memutuskan untuk meluncurkan pesawat ulang alik sekarang lengkap seluruh negeri sudah meluncurkan pesawat tersebut, keesokan harinya matahari muncul dan salju sudah mencair hari ini sudah berubah menjadi musim semi, Lail dan Maryam sudah menyelesaikan ujian tingkat duanya dengan hasil yang sempurna, organisasi juga tidak terlalu membutuhkan relawan karena kondisi negeri sudah membaik. Mereka berdua memutuskan untuk pergi mengunungi Ibu Esok dan membantunya membuat kue, Ibu Esok bilang kalau tiga bulan lagi Esok akan diwisuda, Lail terus-terusan memikirkan Esok setiap harinya sampai suatu malam Esok menelepon Lail, mereka membicarakan banyak hal, Esok juga mengundang Lail untuk datang ke acara wisudanya. Lail sangat senang malam itu.
 
Satu hari sebelum wisuda, Lail dan Maryam berangkat ke ibu kotea mereka liburan ke berbagai tempat di ibu kota lalu saat hari wisuda Lail dapat bertemu dengan Esok namun Esok lebih sering menghabiskan waktunya dengan orang tua angkatnya dan juga Claudia. Lail merasa cemburu ia memutuskan untuk kembali ke hotel tanpa bicara sedikitpun dengan Esok. Keeseokan harinya Lail dan Maryam pulang mereka bertemu dengan Esok di stasiun pertemuan mereka sangat sebentar hanya 5 menit. Setelah kejadian itu Lail memutuskan untuk tidak terlalu berharap dengan Esok. Selain itu keadaan di bumi makin bermasalah karena zat emisi yang dulu dibuang oleh pesawat ulang alik mengakibatkan awan tidak dapat terbentuk sehingga selama enam bulan ini tidak pernah turun hujan. Kekeringan mencuat dimana-mana, organisasi relawan semakin banyak tugas, kondisi yang mereka hadapi sekarang juga berbeda dengan dulu mereka belajar lebih banyak lagi. Lail dan Maryam juga disibukkn dengan ujian akhirnya di sekolah keperawatan, hasil ujian akhir mereka memuaskan dan seminggu lagi mereka akan diwisuda, Lail memutuskan untuk tidak memberitahukan Esok bahwa dia akan diwisuda.
 
Setelah wisuda semua mahasiswa yang diwisuda merayakan kellusan mereka, mereka saling menceburkan diri ke kolam, Lail buru-buru kabur dari kerumunan itu dia berlindung di dekat pohon menjauh dari mereka tiba-tiba datang sesosok pria yang ia kenali menyapanya. Esok datang ke wisudanya, usaha Lail setahun terakhir untuk melupakannya runtuh. Mereka berkeliling kota melewati semua tempat kenangan mereka, akhirnya mereka sampai di lubang 40m tempat ibu Lail dan empat saudara Esok terkubur, disana Esok menceritakan bahwa manusia akan mengalami kepunahan, delapan tahun ini aku membuat sebuah kapal yang akan mengirim 10.000 orang untuk pergi ke luar angkasa dan berkembang biak disana setelah kondisi iklin di bumi membaik baru kapal itu akan kembali ke bumi. Sepulangnya dari bertemu Esok, Lail sangat cemas dan bingung ia menceritakan semuanya kepada Maryam, mereka berdua tidak dihubungi itu artinya mereka tidak akan menaiki kapal tersebut. Lail dan Maryam pergi ke sektor 3 untuk membantu penduduk disana, kondisi disana lebih parah tidak ada pasokan air, tanaman kering. 2 minggu lagi kapal itu akan berangkat namun Lail belum juga mendapatkan penjelasan dari Esok, ia tidak ingin menaiki kapal ia hanya ingin tau penjelasan dari Esok.
 
Esok satu-satunya yang mengerti tentang kapal tersebut ia pasti akan ikut dan memberikan satu tiketnya kepada Claudia seperti apa yang wali kota beritahukan, begitupun kata ibu Esok. Sampai dua hari menuju keberangkatan kapal tersebut Esok juga belum kunjung menghubungi Lail, Lail sangat sedih dan cemas hingga akhirnya ia memutuskan untuk datang ke pusat terapi saraf melupakan segala kenangan menyedihkannya. Maryam mengetahui niat Lail ia langsung mengejar Lail namun terlambat, Lail sudah menjalani prosedurnya. Satu jam menuju keberangkatan pesawat Maryam masih menunggu Lail diluar dengan penuh kecemasan ia memutuskan untuk menelpon Esok. Ternyata Esok tidak ikut naik kapal, pemikirannya ia cloning kan kepada mesin dan dua tiket itu ia berikan kepada Claudia dan ibu Esok. Setelah mengetahui bahwa Lail akan menghapus segala ingatannya Esok buru-buru ke pusat terapi saraf, ia berhasil menerobos ruang tersebut. Esok menangis melihat Lail, ia bertanya apa Lail masih mengingatku, ia bertanya berkali-kali, tiba-tiba Lail tersenyum dan bilang “Kamu yang ku berikan topi biru itu, Esok”. Ternyata sebelum semua proses itu selesai Lail memutuskan untuk menerima semua kenangannya. 
 
Berita tentang kapal tersebut disiarkan di seluruh penjuru dunia, semua orang pasrah dan siap menerima semua keadaan. Mereka akan saling membantu dan merangkul satu sama lain saat keadaan sulit ini hingga waktunya tiba. Sebulan kemudian Lail dan Esok menikah. Yang terpenting adalah mereka yang dapat menerima maka mereka akan hidup bahagia.

Resensi Buku Goosebumps Hantu Penunggu Sekolah


Judul Buku : Goosebumps: Hantu Penunggu Sekolah
Penulis : R.L STINE
Penerjemah : Hendarto Setiadi
Tebal Buku :149 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Cetakan ke-2, Agustus 2015
Goosebumps : Hantu Penunggu Sekolah
 

Tommy Frazer adalah siswa laki laki pindahan di Bell Valley Middle School ia berusia 12 tahun. Pada liburan musim gugur kemarin ayahnya menikah lagi dan segera setelah pernikahannya ia pindah ke Bell Valley. Seminggu pertama disekolahku aku cukup kesepian lalu pada hari senin pagi kemarin Mrs.Borden kepala sekolah kami datang ke kelasku, ia menanyakan apakah ada yang berminat menjadi anggota panitia pesta dansa. Aku langsung mengangkat tangan, aku yakin dengan cara ini adalah cara yang baik untuk mencari teman baru.
 
Oleh sebab itu aku sekarang berada di aula sekolah sedang membuat dekorasi untuk Pesta Dansa tersebut bersama teman baru ku yaitu Ben dan Thalia, Ben an Thalia itu terlihat seperti saudara mereka memiliki mata yang sama berwarna biru, tubuhnya yang langsing dan tinggi, dan juga rambut mereka sama sama pirang. Sedangkan aku, aku cukup pendek dan badanku sedikit gemuk dan rambutku hitam dan kaku. Thalia memiliki kebiasaan untuk menggunakan make up setiap saat, untuk seusianya hal ini sangat aneh. Saat kami sedang membuat spanduk cat yang kami butuhkan kebetulan habis, lalau aku berinisiatif untuk mengambilnya sendiri di ruang gambar. Saat aku sampai di depan pintu ruang gambar aku mendenar suara bibikan cowok dan cewek, setelah kudengar dengan teliti suara mereka mirip dengan suara Ben dan Thalia tapi bagaimana mungkin mereka bisa sampai kesini lebih cepat dariku. Lalu aku membuka pintu dan memanggil “Halo… dimana kalian?” namun tidak ada jawaban sedikitpun, jantung ku cukup berdegup karena suara mereka terus ada dan setiap kutanya mereka ada dimana suara itu hilang lagi, mereka seperti bilang minta tolong namun suaranya terdengar seperti dari arah yang jauh. Setelah aku menemukan kaleng cat aku bergegas keluar namun ternyata aku tersesat di gedung sekolah ini aku terus berjalan sampai akhirnya aku berada diujung koridor. Aku melihat sedikit celah di dinding yang ditutupi papan kayu, saat aku menengok salah satu ruangan aku sangat terkejut ada sekelompok anak-anak melihat kearahku dengan tatapan tajam, namun setelah kuperhatikan ternyata mereka semua hanya patung. Aku meraba semua patung tersebut, mereka benar-benar nyata sangat mirip dengan manusia asli lalu aku baca dibawah patung-patung itu ada sebuah prasati bertuliskan “ANGKATAN 1947”. Tiba-tiba salah satu patung memekik “sedang apa kau disana” aku terdiam cukup lama lalu pertanyaan itu datang lagi setelah ku lihat ternyata suara itu berasal dari Mrs.Borden, aku bilang bahwa aku ingin kembali ke aula namun aku tersesat, lalu Mrs.Borden mengantarkanku kembali ke aula, aku bertanya kepadanya kenapa disana ada banyak patung-patung, siapa mereka? lalu Mrs.Borden menjelaskan bahwa mereka adalah angkatan pertama sekolah ini mereka semua ada 25 orang namun suatu hari tiba-tiba mereka semua lenyap,lenyap entah kemana karena kejadian ini gedung sekolah lama ditutup, dan sebagai penghormatan kepada 25 siswa ini seniman kota membuat patung yang diambil dari foto kelas mereka. Seketika aku terkejut dengan cerita Mrs.Borden aku sampai menjatuhkan kaleng cat yang kubawa, aku bilang maaf Mrs.Borden karena sudah tersesat dan datang keruangan tersebut, Mrs.Borden hanya bilang tidak apa-apa dan kembali menunjukkan arah yang benar ke aula.
 
Akhirnya aku sampai di aula. Sesampainya aku di aula aku sempat tesandung kembali akibat ulah Ben dan Thalia. Beberapa hari kemudian saat aku sedang duduk tenang di bangku paling belakang aku melihat Greta mengambil lipstick milik Thalia, ia mengolok-ngolok Thalia dengan melempar-lemparkan lipstiknya pertengkaran mereka cukup sengit, Greta sempat mencoreng-coreng wajah Thalia dengan lipstick tersebut seketika Thalia menangis dan ketika itu terjadi aku berusaha untuk angkat bicara dan memisahkan mereka berdua. Lalu guru kami Mr.Devine kembali keruangan dan susasana kelas kembali normal aku sempat bingung kenapa Thalia sampai segitunya dengan lipstick tersebut aku sempat ingin bertanya kepadanya dan juga aku ingin bertanya kenapa dia selalu memoleksan make up setiap saat, namun pertanyaan ini aku urungkan.
 
Malam pesta dansa akhirnya dimulai aku, Ben, dan Thalia merapihkan segala dekorasi di ruangan pesta. Beberapa menit sebelum acara dimulai pengisi acara pesta ini akhirnya datang mereka adalah sebuah band yang ditunjuk langsung oleh Mrs.Borden, ku lihat band itu cukup aneh mereka terdiri dari enam orang yaitu lima orang bermain gitar listrik dan yang satunya bermain drum. Ku lihat salah satu dari mereka adalah Greta. Saat band tersebut mulai latihan Great menyenggol dekorasi dipanggung dan al hasil spanduk di panggung tersebut robek terbelah menjadi dua, Greta hanya bilang “sori..” aku dan Ben pun bergegas untuk mencari selotip, kami mengambil selotip di ruang gambar namun saat kami menuju ruang gambar kami tersesat. Kami berlari lari di koridor agar cepat sampai ke ruang gambar namun Ben malah menabrak dinding hingga bolong. Ku lihat didalam sana gelap tidak ada penerangan “Mungkin ini adalah gedung lama.” Aku dan Ben memutuskan untuk masuk ke dalam sana karena kami melihat sebuah lift. Mungkin lift ini dapat mempercepat kami sampai di ruang gambar.
 
Saat kami masuk lift tersebut, tiba-tiba lift nya tertutup dan kami terjebak didalam sana liftnya tidak bergerak aku mencoba semua tombol di dalam sana, saat aku menekan tombol berwarna merah tiba-tiba liftnya berdengun lalu mulai bergerak. Kami sangat terkejut karena lift tersebut bergerak ke samping. Lalu lift tersebut berhenti aku mencari-cari tombol agara dapat keluar, saat aku keluar ruangannya sangat gelap aku dan Ben berusaha mencari sklar lampu kami berjalan menyusuri tembok, saat kami berjalan tiba-tiba terdengan bunyi suara batuk, dan saat itu pula lampu diruangan tersebut menyala namun warnanya kelabu dan remang-remang.

Lalu ada seorang anak laki-laki menyeru hei kepada kami kulihat warna kulitnya kelabu, semuanya hitam putih. Disana ada 3 cewek dan 2 cowok saat mereka melihat aku dan Ben mereka sangat kegirangan. Lalu laki-laki yang tadi berteriak “Stop!!” “jangan ganggu mereka”. “Maaf kami hanya sudah sangat lama tidak melihat warna.” aku dan Ben sangat terkejut dan sedikit bingung. Aku dan Ben menanyakan bagaimana jalan keluar dari tempat ini. Namun kata mereka tidak ada jalan keluar. Aku dan Ben sangat kebingungan saat itu, dimana ini, dan bagaimana caranya untuk keluar. Pada saat itu salah satu dari mereka memperkenalkan diri “Namaku Seth, dia Mary, Eloise, Eddie dan Mona. Tempat ini bukanlah disekolah” lalu aku bilang kepada mereka untuk jangan bercanda, aku mencoba berbagai cara untuk keluar lalu kulihat ada sebuah pintu di ujung sana kucoba membukanya namun ternyata pintu tersebut tidak dapat dibuka.
 
Suatu hari kami angkatan pertama sekolah ini akan mengambil foto, waktu itu kami sangat senang dan bercanda satu sama lain, aku masih ingat siapa yang mem foto kami namanya Mr.Bunglon, saat itu foto masih berwarna hitam putih, saat difoto keluar cahaya putih yang sangat terang kami menutup mata dan saat kami membuka mata kami sampai di dunia ini. Aku dan Ben sangat panik mendengar penjelasan mereka, setelah itu aku dan Ben berusaha keluar lewat jendela dan ternyata saat kami keluar, disana sangat berbeda, berbeda dengan sekolah kami sangat gelap dan berkabut. Kami berlari-lari entah kemana dan kami bertemu dengan 19 anak lainnya ternyata mereka sudah gila, mereka berteriak-teriak dan menangkap kami.
 
Lalu Seth dan keempat temannya menolong kami, dan kami semua berhasil lari dari mereka. Kami kembali kesekolah dan berpikir bagaimana cara kami agar dapat keluar. Saat ini sekujur tubuh kami hampir berubah menjadi kelabu hanya pipi dan hidung kami yang belum berubah.
 
Aku pun bertanya kepada Seth apakah tidak ada satupun yang berhasil keluar dari sini, mereka bilang ada dan mereka tidak tahu bagaimana dia bisa keluar.Saat kami semua kebingungan tiba-tiba lift di ruangan tersebut kembali berdengung. Kami semua seketika melihat kearah tersebut saat pintu itu terbuka, dan ternyata yang keluar adalah Thalia. Jadi Thalia yang berhasil keluar dari dunia kelabu tersebut.
 
Thalia menjelaskan bagaimana dia bisa keluar, ia menggambar jendela di tembok dengan sebuah lipstick ditasnya yang ternyata masih berwarna. Aku mengajak yang lain untuk kembali ke dunia yang berwarna namun mereka tidak mau, Thalia bilang dai sangat tersiksa setiap hari ia harus mengoleskan make up agar kulitnya tidak berwarna kelabu lagi. Mereka sudah bisa menerima bahwa dunia kelabu ini adalah tempat mereka. 
 
Aku dan Ben pun keluar dengan lipstick dari Thalia, Kami langsung kembali ke aula, saat kami sampai di aula Mrs.Borden menyuruh kami untuk cepat berkumpul untuk mengambil foto. Semua panitia sudah siap untuk di foto, lalu “Oke Mr. Bunglon semuanya sudah siap.” “Mr siapa??? aku memekik bertanya siapa namanya, “jangan, tunggu, tunggu!!” Jepret.

Resensi Buku The Bliss Bakery #2 A Dash of Magic


Judul Buku : The Bliss Bakery Trilogy #2 A Dash of Magic 
Penulis : Kathryn Littlewood
Penerjemah : Sujatrini Lizi
Tebal Buku : 298 halaman
Penerbit : Mizan Fantasi
Cetakan : Cetakan ke-8, Juli 2015

The Bliss Bakery Trilogy #2 A Dash of Magic

Buku resep keluarga Bliss berhasil dicuri oleh Bibi Lily, dengan buku resep ini bibi Lily atau keluarga kami tidak sudi lagi untuk menyebut namanya lagi dia berhasil membuat acara masaknya sendiri dan sekarang dia memiliki bumbu resep ajaib yang dia gunakan untuk membuat masakannya menjadi lezat. Rose dan Ty berusaha untuk mempermalukan Bibi Lily dengan datang ke acara masaknya. Mereka menyamar dengan menggunakan pakaian tebal dan mengenakan wik. Saat acara dimulai, dan sampai pada sesi Tanya jawab Rose menunjukkan tangan dan dia bilang bahwa muffin buatan Bibi Lily tidak enak dan kering dia juga bilang kalau dia dapat membuat kue lebih enak dari ini, dan tentu saja ini semua membuat penonton terkejut. Bibi Lily sempat terkejut dan ia kembali tersenyum, Bibi Lily baru menyadari bahwa itu Rose lalu Bibi Lily melakukan persetujuan dengan Rose bahwa jika Rose bisa menang ia akan memberikan buku resep keluarga Bliss namun jika ia kalah makan ia tidak boleh lagi mengambil buku resep keluarga Bliss. Rose menyetujinya karena memang itu tujuannnya sejak awal.

Ia dan keluarganya mengumpulkan bahan-bahan dan ia datang ke kakek buyut mereka, yaitu Baltazard satu-satunya yang memegang buku resep ini. Mereka datang ke Amerika dan menemuinya namun ternyata buku itu ditulis dalam bahasa lain dan kakek buyutnya lah satu-satunya yang mengetahui bahasa tersebut, sekarang baru beberapa lembar resep yang ia terjemahkan dan ribuan resep di buku tersebut. Karena pertandingannya tinggal dua hari lagi mereka memutuskan untuk bergegas berangkat ke Prancis.

Tibalah perlombaan Gala Des Getaux Grands, disana ada 20 orang yang ikut perlombaannya dan misi pertama mereka adalah membuat kue manis, adik Rose Sage dan kucing kakek buyut mereka Gus mencari resep rahasia agar bisa membuat kue manis tereenak, mereka mencari napas pasangan yang sedang kencan, mereka berhasil mendapatkannya. Saat perlombaan dimulai Rose cukup khawatir dengan kuenya. Saat pertandingannya berakhir Rose benar-benar khawatir karena kue yang ia hasilkan bentuknya cukup aneh dan berwarna hitam. Saat juri memakan kuenya ia sangat terkejut dan membuangnnya. Seketika semuanya seperti selesai. 

Saat pengumuman, juri mengumumkan bahwa akan ada setengahnya yang tereleminasi saat nama ke sepuluh yang lolos diumumkan ternyata nama Rose yang disebutkan, seluruh keluarga Bliss terkejut ternyata 10 peserta lainnya tidak dapat menyajikan kue di piringnya karena mereka kehabisan waktu. Ia benar-benar beruntung kali ini.

Dimulailah pertandingan-pertandingan selanjutnya, Rose dan ke tiga saudarnaya beserta Gus dan tikus yang mereka temui untuk membantu mereka mencuri buku resep Bliss dari Bibi Lily namun gagal, mereka mencari berbagai resep rahasia seperti nafas hantu, senyum paling merona dari monalisa, dan juga air hujan pertama. Sampailah pertandingan final dengan berbagai permasalahan selama pertandingan akhirnya sampailah final antara Rose dan Bibi Lily.

Malam sebelum pertandingan asisten Bibi Lily berhasil mencuri semua resep rahasia yang sudah mereka curi, dan semua keluarga Bliss pasrah dengan apa yang akan mereka buat besok. Terutama Rose ia benar-benar sedih buku resep Bliss ia tidak bisa mempertahankannya. Semua resep keluarga Bliss akhirnya akan ada di tangan Bibi Lily selamanya. Saat hari pertandingan Kakek Baltazard memberikan sebuah resep, saat Rose melihat resepnya ternyata resep itu hanyalah resep sup polenta yang mereka lihat saat di toko kue kakek buyut mereka. Lalu pertandingan di mulai saat membuat resep tersebut ia hanya mengaduk-ngaduk adonannya di panci sambil memikirkan seluruh keluarganya, ia telah mengecewakan semuanya, ia telah menghancurkan semuanya, Rose pun menangis dan tanpa sadar air matanya berjatuhan ke adonan sup tersebut.

Rose dengan gugup dan sedih membawa kue sup tersebut ke meja juri, sebelumnnya Bibi Lily sudah dipuji habis-habisan karena kue tart yang ia buat. Juri mencicipi kue sup buatan Rose dan mulut juri tersebut sampai tidak dapat mengucapkan apapun, ia melahap seluruh kue sup tersebut sampai habis. Rose terkejut melihatnya. Lalu juri tersebut langsung mengumumkan pemenangnya yaitu “Rosemary Bliss” semua orang bersorak gembira, Rose tidak henti-hentinya menangis dan sesuai perjanjian Bibi Lily memberikan buku resep tersebut. Kakek Baltazard bilang bahwa air mata yang tulus adalah resep rahasia paling manjur dari semuanya. Lalu Bibi Lily bilang ke Rose bahwa Rose tetap saja tidak memiliki apapun, aku memiliki segalanya ketenaran dan semuanya sudah ku dapat. Namun Rose mengelaknya bahwa kau yang tidak memiliki apapun, aku memiliki keluarga ku dan yang pasti aku memiliki cinta yang tulus dari semua orang. Bibi Lily pergi dengan marah.

Mereka semua akhirnya kembali ke kota mereka Calamaty Falls dan menyimpan baik-baik buku resep tersebut, karena suatu hari Bibi Lily pasti akan mencuri buku resep itu lagi.

Jumat, 27 Januari 2023

Bikin Merinding, TXT Kembali Dengan Sugar Rush Ride, Bahas Tuntas The Name Chapter: Temptation


sumber twt @BIGHIT_MUSIC


Sugar Rush Ride dibuka dengan manis, dengan para anggota TXT yang terdampar di sebuah pantai. Bermula dari adegan tersebut, TXT menyuguhkan tampilan memesona dari tarian Sugar Rush Ride dengan alam Indonesia yang indah.



sumber TXT Sugar Rush Ride MV


1.      Tampil di Indonesia

4 Januari lalu MOA dihebohkan dengan keberangkatan para anggota TXT yang dispekulasi akan terbang ke Indonesia, dan hal tersebut diwujudkan dengan rilisnya video klip Sugar Rush Ride. TXT menampilkan keindahan beberapa tempat di pulau Bali, yaitu Savana Tianyar, Karangasem, Pantai Gunung Payung, Air Terjun Banyu Wana Amertha Buleleng, dan Kebun Raya Bali Bedugul. Tidak hanya itu, dalam pembuatan video klip ini staff bighit juga bekerjasama dengan tim produksi lokal yaitu Bali Proud.



2.     Devil by the Window

Perilisan Sugar Rush Ride ini juga menandakan era baru dari TXT yaitu The Name Chapter, pada lagu tersebut TXT menyebutkan bahwa ia menginginkan lebih dan lebih, godaan tersebut semakin besar karena rasanya yang manis dan membuat candu. Hal tersebut juga sudah di-spoiler pada poster promosi perilisan The Name Chapter, dengan gambar jalanan yang terlihat bergelombang menuju sebuah jendela, jendela ini digambarkan sebagai portal menuju dunia fantasi atau godaan yang besar, dan jalanan yang bergelombang itu menggambarkan rasa candu yang tidak dapat dikendalikan.



3.      Pencarian Sebuah Nama

Nama menjadi bagian utama pada era bermusik TXT, apa yang disebut dengan nama? tentu saja hal tersebut menjadi pertanyaan yang begitu menjebak, karena jika ditanya mengenai siapa itu TXT pasti masih banyak yang menjawab kalau TXT merupakan “adik” dari BTS dan label nama tersebut tanpa sadar terikat dengan TXT. Namun, tentu saja keberadaan nama tersebut menjadi beban baru, karena TXT memiliki nama nya sendiri yang menjadi jati dirinya. Hal, ini ditampilkan melalui album ini, di mana TXT berusaha mencari jalan untuk mencari jati dirinya sendiri, seperti yang dijelaskan sebelumnya mengenai jendela dan jalanan yang bergelombang, saat ini TXT sedang mencari jalannya menuju “the final destiny” takdir sebenarnya yang mereka miliki.

 


4.      Sugar Rush Ride

Apa sih yang disebut dengan Sugar Rush Ride, Sugar Rush itu merupakan istilah untuk seseorang yang merasa begitu bahagia dan semangat setelah memakan makanan manis seperti efek dopamine. Perasaan tersebut diraskan oleh anggota TXT pada lagunya, karena sebuah godaan yang begitu besar pada jendela yang baru ia buka. Lagu Sugar Rush Ride memperlihatkan perasaan kecanduan yang berlebihan kepada seseorang, atau sesuatu yang menjadi tujuan dari perjalanan tersebut, apakah perasaan candu ini dapat berhenti dan TXT dapat menemukan jalan yang sebenarnya.

 

Ramdhani Kusuma Putra

Ig: ramable__

Tiktok: ramable_

Rabu, 17 Juni 2020

Jakarta Butuh Bernapas

oleh Ramdhani Kusuma Putra

(Foto: wikipedia)

Jakarta telah genap menyandang sebagai Ibukota Indonesia selama 54 tahun, sejak saat itulah berbagai pembangunan dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari dibangunnya Hotel Indonesia, Sarinah, Stadion Gelora Bung Karno, dan patung selamat datang. Sejak saat itu pembangunan terus gencar dilakukan oleh pemerintah. Masih hangat rasanya pada tahun 2018 lalu saat diselenggarakannya Asian Games di Jakarta, berbagai fasilitas diperbaiki dan bangunan-bangunan baru berdiri untuk menyokong keberlangsungan perhelatan empat tahunan sekali tersebut.

Tahun 2020 menjadi cerita bersejarah bagi kota Jakarta, kabar pemindahan ibukota telah ramai sejak tahun lalu dan kabarnya waktu Jakarta sebagai ibukota akan berakhir di bulan Juni tahun ini. Berbagai hal telah dilalui sebagai daerah khusus ibukota. Sampai tahun 2020 menjadi salah satu tahun bersejarah di kota Jakarta, Indonesia, bahkan seluruh dunia. Pandemi covid-19 mulai merebak dan menjadi sebuah wabah yang menghampiri setiap negara di dunia, tak terkecuali kota Jakarta. Sejak kasus pertama pada Februari lalu, kasus-kasus baru terus bertambah, keringat terus dikerahkan oleh para tenaga medis, relawan, pekerja sosial dan jajaran pemerintah.
Terutama kami masyarakat yang berjuang demi mempertahankan harapan itu tetap ada.

Rasanya keberadaan Covid-19 menjadi babak baru bagi kota Jakarta, sejak kasus pertama pada Februari lalu dan mulainya penerapan lockdown wilayah dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), membuat kondisi alam di Jakarta dapat bernapas lebih baik. Dilansir melalui kompas.com Jakarta pernah mendapatkan predikat nomor satu sebagai kota dengan indeks kualitas udara terburuk nomor satu di dunia pada tanggal 29 Juli 2019, sejak saat itu Jakarta seakan tak ingin lepas dari peringkat sepuluh besar. Kabar baiknya sejak ditetapkan PSBB pada 15 Maret lalu kondisi udara Jakarta kian membaik, hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor. Seperti yang diketahui bahwa asap kendaraan bermotor menjadi penyebab nomor satu polusi udara. Penerapan kebijakan Work From Home (WFH) membuat mobilitas kendaraan menjadi berkurang, ditambah lagi pembatasan keluar masuk kendaraan dari dalam dan luar kota Jakarta. Kendaraan umum juga ikut dipangkas dan lebih dari setengahnya tidak dapat beroperasi, kesadaran masyarakat untuk tidak keluar rumah juga menjadikan Jakarta lebih segar untuk sementara waktu.

(foto: warta ekonomi)

Setidaknya kebijakan ini membuat ¾ jalanan kota Jakarta menjadi lebih lengang. Hasilnya udara di kota Jakarta menjadi lebih segar dan langit yang biasanya ditutupi asap kelabu dapat bersinar lebih cerah. Langit kebiruan dan awan putih yang muncul dengan jarang, hampir tak pernah kita lihat sejak 2019 lalu. Malam yang biasanya dipenuhi kerlap-kerlip lampu juga menjadi lebih cerah karena langit yang dipenuhi bintang, bukan hanya polusi udara, namun polusi cahaya dan polusi suara juga ikut berkurang.

Tapi, hal ini tentu saja bukanlah kabar baik bagi kita, memang sebaiknya kita mengambil hikmah dan sisi positif dari peristiwa yang terjadi saat ini. Walaupun begitu, ini bukanlah solusi jangka panjang yang dibutuhkan kota Jakarta. Perlu kebijakan yang dapat mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat kota, agar menjadi sebuah kebiasaan baru. Seperti pencanangan new normal yang seharusnya bukan hanya baik bagi kehidupan manusia, tapi juga bagi lingkungan.

Salah satu solusi jangka panjang yang dapat dilakukan untuk mengembalikan Jakarta yang asri adalah pembangunan dan perluasan ruang terbuka hijau. Dilansir melalui tempo.com, ruang terbuka hijau (RTH) pada Februari 2019 lalu hanya mencakup 14,9% dari luas kota Jakarta, tak sampai seperempat dari wilayah Jakarta. Kabarnya pada 2020 ini akan dilakukan pembangunan hutan kota di 16 lahan yang tersebar di setiap wilayah kota Jakarta, melihat dari kondisi sekarang sepertinya mimpi tersebut akan tersimpan sedikit lebih lama melihat aktivitas kerja belum dapat kembali seperti semula. Namun, cita-cita besar tersebut tentu saja menjadi harapan bagi keberlangsungan kondisi lingkungan kita. Memang penambahan 16 wilayah hutan kota ini masih sangat kurang untuk memperbaiki kualitas udara kembali menjadi normal. Pemerintah perlu sedikitnya mengubah sebanyak 30% wilayah untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu penambahan alat air quality monitoring system juga perlu diperbanyak dan disebar di setiap penjuru kota Jakarta, agar pemerintah dapat mengetahui lebih pasti penyebab dari pencemaran udara, dan melakukan penanggulangan lebih cepat.

Selain itu kebiasaan yang sering kita lakukan setiap hari juga dapat mulai kita perbaiki. Pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, dapat dijadikan solusi dan ditetapkan sebagai kebijakan baru di masa depan. Beralih dari kendaraan pribadi dengan kendaraan umum bukan hanya mengurangi macet, namun juga dapat mengurangi polusi udara. Kondisi sekarang yang mewajibkan kita menggunakan masker membuat saya teringat dengan peristiwa tahun lalu saat kebakaran hutan terjadi di Riau dan asapnya yang menyebar sampai ke luar Indonesia dan menjadi perbincangan internasional. Saat itu kondisi Jakarta juga mengalami puncak polusi udara sepanjang tahun, bahkan wilayah tempat saya belajar sempat mendapat predikat sebagai wilayah Jakarta dengan kondisi udara terburuk. Saat itu banyak mahasiswa yang menggalang dana untuk membantu korban dan kerugian akibat kebakaran hutan di Riau, juga pembagian masker yang dilakukan pada tahun lalu karena kondisi udara yang kian memburuk. Rasanya sedikit lucu jika diingat sejak 2019 lalu kita telah diperingati untuk menggunakan masker karena polusi udara, namun tak cukup untuk membuat manusia sadar akan lingkungan. Sekarang, setelah pandemi covid-19 muncul baru masyarakat saling memperebutkan untuk memiliki masker.

(foto: kompas.com)

Pandemi ini dapat menjadi titik balik yang bagus untuk kondisi lingkungan yang lebih baik di masa depan, menurut saya pemerintah dapat mengambil kesempatan ini untuk membangun kebiasaan dan aturan baru bagi masyarakatnya. Masyarakat yang semakin peduli terhadap kesehatan, bisa mulai ditetapkan untuk pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, pembakaran sampah dan konsumsi rokok yang asapnya dapat mencemari udara. Kita juga mengetahui bahwa kebiasaan buruk di atas juga dapat meningkatkan potensi terjangkitnya covid-19, karena kesehatan pernapasan menjadi celah utama bagi virus ini.

Kondisi udara yang membaik ini, semoga dapat berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Rasa peduli itu akan terus ada, dan melahirkan harapan-harapan baru di masa depan, agar tak hanya kehidupan manusia, namun hewan, tumbuhan dan lingkungan juga memiliki masa depan yang baik.
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog “Perubahan Iklim” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya bisa lihat di sini.



Jumat, 22 Mei 2020

Generasi Terakhir di Bumi



Tulisan kali ini kurang lebihnya akan berisi sebuah keluhan dan berbagai rasa yang kualami selama pandemi covid-19. Setidaknya sudah tiga bulan kita hidup terbelenggu di dalam rumah dan tidak bisa melakukan kehidupan yang normal seperti dahulu. Semua roda kehidupan rasanya terhenti, taman bermain yang tak terisi tawa lagi, sekolah yang kosong akan ilmu, dan tempat kerja yang beristirahat. Kami semua bisu dan tak mampu melakukan apapun.

Masih segar rasanya waktu kabar kasus pertama muncul di Depok bulan februari lalu, minggu itu saya tengah gencar melakukan bimbingan tugas akhir bersama dengan dosen saya, dan akhir pekannya mendapat kabar seperti itu. Saya kira mungkin kasus ini seperti flu biasa awalnya, selagi dua pasien itu sudah ditangani mungkin akan selesai. Saya masih beraktifitas seperti biasa, kota masih ramai, bus-bus masih sesak dipenuhi penumpang, namun rasanya ada yang berbeda semuanya terasa saling mencurigai, dan waspada. Saat mendengar deham, mata saling menatap curiga “Ah, korona nih, korona pasti.”
Sampai akhirnya satu minggu pertama kasus semakin bertambah, dan pemberitahuan tentang penutupan fasilitas masyarakat datang beruntun. Hingga akhirnya kota mengalami mati bisu.

Rasanya baru kemarin saya mengeluh karena mengalami kesulitan untuk melakukan bimbingan, sampai pusing memilih menu pecel lele atau ayam geprek untuk makan siang bersama dengan teman saya. Jika saya tahu hari itu adalah kali terakhir keadaan normal maka saya akan memilih untuk berhenti, nernapas dan menikmati setiap detiknya. Hingga hari demi hari berlalu, dan rasa rindu rasanya sudah menggunung. Saya merasa jadi orang paling kaya jika rindu dapat diuangkan.

Siklusnya mungkin sama dengan teman-teman yang lainnya, saya merasa bosan di rumah sampai rasanya stres dan tak kuat lagi di penjara di rumah. Tapi, jika saya egois dan memutuskan untuk keluar maka saya hanya akan menyulitkan orang lain. Begitu terus pertentangan yang terjadi di dalam isi kepala saya saat itu.

Kalian pasti pernah merasakan lelah sampai rasanya menangis pun tak sanggup, hanya ada pilu yang menyayat karena tak kunjung disalurkan. Minggu-minggu awal saya kalut karena tentu saja kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan akan berkurang, padahal niat besar untuk membantu keluarga di tahun ini sudah terpupuk dari lama, tapi pupus begitu saja. Mungkin, saya masih lebih beruntung walaupun tak memiliki pekerjaan tak membuat hidupku berhenti. Tapi, saat melihat puluhan, ratusan bahkan ribuan pekerja mengalami PHK secara besar-besaran. Segala sumber ekonomi terputus, dan kami hanya meraung tak sanggup berbuat apa-apa. Padahal kami hanya bekerja di bawah nama besar mereka, mengambil sisa-sisa kepemilikan yang tak seberapa, namun begitu adanya.

Sampai semuanya berhenti, dan memaksa untuk tetap bertahan hidup.

Situasi seperti makin tak terkendali, ketika mereka yang egois berbuat seenaknya. Mereka dibalik kursi-kursi hangatnya, dengan santai mengatur pola kehidupan kami. Kebutuhan pokok untuk penanggulangan virus mengalami kenaikan harga yang melonjak tinggi, kesempatan bekerja semakin dibatasi, dan tak ada yang berada di sisi kami. Pada akhirnya kami dari kelas bawah menjadi korban sesungguhnya, tak peduli seberapa serius penyakit yang kita hadapi sekarang.
Kita tidak tahu apa yang terjadi di sana, atau bagaimana dengan rencana mereka kedepannya. Kami hanya perlu percaya dengan apa yang ditampilkan, menutup mata, telinga dan semua yang membuat kepercayaan itu terasa abu-abu. Hingga akhirnya ketika kasus meningkat lebih banyak, kami hanya pasrah, karena tak banyak yang bisa didapatkan namun hidup masih tetap harus berjalan. Mungkin ini “The New Normal” yang dimaksud, ketika kehidupan kembali menjadi normal dengan nyawa yang dipertaruhkan, dan mereka yang duduk di baliknya.
Aktifitas kembali menggaung seperti tiga bulan lalu, padahal tak ada sedikit pun titik terang akan pandemi ini. Namun, seperti wacana tersebut semuanya kembali normal. Bukan egois, kami hanya berusaha untuk bertahan hidup. Pilihannya, jika tak mati kelaparan di rumah atau mati dengan virus yang menggerogoti tubuh di luar sana.
Saya sempat tak sanggup berkata ketika akhirnya, mereka yang duduk di sana kembali membuka roda kapitalis. Ketika pusat perbelanjaan kembali dibuka, tempat nongkrong yang mulai dipadati dan segala hal yang membuat kami diatur untuk keluar dan membuat kasus ini menjadi semakin buruk. Rasanya harapan kami yang berusaha untuk diam dan memutus persebaran virus menjadi pupus. Usaha dan peluh yang dikeluarkan para tenaga medis menjadi sia-sia karena orang-orang egois di luar sana. Mereka tak hanya mempertaruhkan hidup orang lain, namun nyawa mereka sendiri dan rindu dari keluarga yang mereka tahan seperti sebuah bom waktu. Para tenaga medis pasti menangis lebih banyak dari kami, dan mereka adalan orang-orang terkuat dari penghujung generasi kami.

Anak-anak yang biasanya bermain, mereka menangis dan tak dapat berbuat apa-apa. Mereka yang tak mengerti apapun, membiarkan hidupnya dibawa kemanapun cerita ini berjalan. Oleh mereka, orang-orang dewasa yang duduk di sana.
Sempat terpikirkan, apakah mungkin keadaan saat ini hanyalan sebuah rekayasa atau mungkin semuanya telah diatur sedemikian rupa. Hingga kami yang hidup di bawah langit-langit gugur satu persatu, apakah itu tujuannya? Kuharap tidak ada yang memiliki niat seperti itu, kuharap semua orang sungguh-sungguh untuk saling peduli dan memberikan genggaman tangannya satu sama lain.

Sampai akhirnya rindu dan harapan kami bisa terwujud, senyum anak-anak akan kembali hadir, dan kami yang tenang dengan kehidupan yang lebih baik.
Terimakasih untuk kalian yang berusaha dengan keras untuk menyelamatkan setiap nyawa yang ada, kaya maupun miskin, semuanya sama berharganya kan. Untuk kalian yang tetap menyimpan rindu sampai saat ini, dan kalian yang berusaha keras menjaga lampu-lampu di rumah tetap bercahaya. Jika kami adalah generasi terakhir di bumi semoga harapan akan selalu ada, semoga orang-orang saling bertukar kebaikan hingga akhir.

Dekonstruksi dalam Penggalan Lirik Lagu BTS Pied Piper

Dekonstruksi dalam Penggalan Lirik Lagu BTS Pied Piper [Rap Monster] Berhenti menonton dan belajar untuk ujianmu Orangtuamu dan ...