Sabtu, 26 Oktober 2019

Stop Pembajakan Buku, Mulai Dari Kamu!!

(foto milik pribadi)


Penulis menjadi salah satu cita-cita yang sudah aku dambakan sejak lama, sering berangan-angan memiliki banyak karya lalu tak sengaja bertemu dengan orang asing sedang membaca tulisanmu sambil menunggu kereta datang. Dapat menuangkan pemikiranku ke dalam sebuah tulisan menjadi obat hati bagiku, ada perasaan aneh yang menggelitik hatiku ketika tulisan itu telah rampung, dan dibaca oleh banyak orang adalah hadiah terbesar bagi seorang penulis.

Aku mulai rajin membagikan tulisanku di sebuah aplikasi baca gratis, di sana aku bisa bebas membagikan tulisan apapun yang sesuai dengan hal yang kusuka. Selain itu ada begitu banyak cerita yang kudapat dari aplikasi baca tersebut. Di antara penulis lainnya, sering tersebar “gosip” panas tentang penulis yang tulisannya disalin tanpa izin dan dibagikan seolah-olah tulisan tersebut adalah buah karyanya sendiri. Walaupun aku bukan salah satu dari penulis yang menjadi korban tersebut, kendati diriku juga rajin menulis maka emosiku ikut terpicu mendengarnya. Terkadang aku juga ikut serta meneror penjiplak tersebut, lalu menagih jawaban darinya. Hal unik yang kudapat adalah ia malah berperilaku seolah-olah tak bersalah dan membela dirinya sendiri. Tak butuh alasan lagi aku memilih untuk melaporkan akunnya untuk di-non-aktifkan.

Selain sekelumit “drama” pada aplikasi baca tersebut, aku juga masih suka membaca buku fisik. Berjalan-jalan keliling kota sambil mencari buku adalah me time tersendiri bagiku, ada perasaan bahagia ketika buku yang kucari bisa ditemukan. Hingga aku teringat sebuah percakapan dengan seorang penjual buku di sore hari, “Mas, saya cari buku ini,” ucapku sambil memperlihatkan foto buku yang kucari. “Sebentar ya Mas, saya ambil dulu di belakang.” Tak lama penjual toko buku tersebut kembali dengan buku yang terlihat sama persis. Setelah menerimanya kulihat kualitas buku tersebut agak berbeda, mulai dari covernya yang tipis dan warnya sedikit berbeda dibandingkan dengan yang ada di foto. Lalu, kubuka setiap halaman dan benar saja kualitas kertas buku tersebut juga sama, kertasnya sangat tipis mirip seperti kertas koran, lalu tulisannya yang terlihat seperti luntur.
“Mas, kok ini kertasnya kaya gini ya? ini aslinya emang kaya gini?” “Ya enggak dong mas, harganya aja ini murah banget, coba mas nya cari yang asli harganya berapa.” Benar juga pikirku, harga buku-buku di sini ternyata sangat miring. “Ini kalau aslinya bisa sampe 150ribu mas, kalo di sini cuman 35ribu, kadang orang tua anak banyak yang jauh-jauh ke sini buat beli buku, katanya kalau beli langsung dari sekolah terlalu mahal.”
“Mahasiswa juga kalau cari buku pasti ke sini,” tambahnya.

Aku menimang-nimang untuk membeli buku tersebut, memang sih harganya murah. Namun, memang benar kualitas kertasnya membuatku pusing ketika membacanya. Dengan ragu aku mengembalikan buku tersebut dan berlalu dengan alasan ingin melihat-lihat di toko sebelahnya.

Ternyata pembajakan buku terjadi di mana-mana, mau pembajakan secara online atau sebaliknya. Para pembaca juga memilih mengaminkan untuk membeli buku-buku bajakan tersebut, dan alasan yang paling miris mereka memilih untuk membeli buku bajakan adalah harganya yang mahal. “Pingin banget baca buku ini, tapi harganya gimana ya bisa-bisa enggak makan berapa hari kalo beli yang asli,” begitu ucap temanku ketika ditanya perihal pembajakan buku.

Rasanya aku ingin membiarkan saja pembajakan buku tetap berjalan, tapi malah berakhir terjadi sebuah pergolakan batin dalam diriku. Membajak buku itu salah, tapi harganya tentu saja menjadi pertimbangan besar. Berusaha menengahkan pergolakan batin tersebut, aku mencoba untuk mencari solusi permasalahan tersebut. Rasanya bersabar sedikit untuk memeluk buku yang ingin kita baca itu adalah jalan keluar yang tepat, menabung sedikit leibih lama untuk buku dengan kualitas yang baik akan lebih bernilai. Selain itu di masa ini banyak sekali e-commerce yang ikut menjual buku-buku dengan potongan harga yang menggiurkan, dan tentu saja buku itu asli. Jika masih ragu, sekarang banyak penerbit yang menjual bukunya secara online dan harganya bisa lebih terjangkau. Salah satunya buku-buku dari Mizan, kita bisa membeli buku-buku Mizan dengan berbagai promo menarik yang rutin dibagikan oleh Mizan store.

Dengan membeli buku asli, kita menjadi bagian pembaca yang bijak dengan memberikan penghargaan terbesar atas pemikiran-pemikiran luar biasa dari penulis buku tersebut. Jadi, yuk mulai hentikan rantai pembajakan tersebut.

Dekonstruksi dalam Penggalan Lirik Lagu BTS Pied Piper

Dekonstruksi dalam Penggalan Lirik Lagu BTS Pied Piper [Rap Monster] Berhenti menonton dan belajar untuk ujianmu Orangtuamu dan ...